NewsRoom.id – Puluhan petugas keamanan menghalangi wartawan memasuki kawasan Kampung Susun Bayam (KSB) di Papanggo, Jakarta Utara. Mereka memblokir jalan untuk mencegah warga dan jurnalis masuk.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Kehadiran wartawan tersebut untuk meliput upaya pengosongan Kampung Susun Bayam dari eks warga Kampung Bayam yang membobol dan menempati secara paksa gedung depan Jakarta International Stadium atau JIS.
Bos kami bilang tidak ada yang boleh masuk. “Atasan kami ada di Jakpro,” kata seorang satpam berkemeja coklat kepada rombongan jurnalis dan fotografer di sisi kiri pintu masuk Kampung Bayam, Selasa, 21 Mei 2024.
Petugas keamanan berseragam coklat dan kuning muda tetap berdiri. Mereka berbaris di balik penghalang jalan yang menghalangi pintu masuk kompleks apartemen. “Atasan kami bilang tidak ada yang boleh masuk,” kata satpam lainnya. Suasana perdebatan pun semakin intens.
Petugas ini memblokir pintu masuk yang berjarak sekitar 300 meter dari bangunan induk Kampung Susun Bayam. Tiba-tiba terdengar suara hand talky di tangan seorang satpam berbunyi. Dia menghindarinya sejenak. Segera dia kembali. “Belum ada yang bisa masuk,” kata pria itu.
Yang jelas atasan kami melarang siapa pun masuk, ujarnya sambil memegang alat komunikasi.
Saat ditanya siapa atasan yang melarang peliputan situasi warga Kampung Bayam, pria itu menjawab. “Atasan kami adalah Marinir.”
Salah satu warga yang menempati Kampung Susun Bayam membantu paksa jurnalis dan fotografer yang dicegat petugas. “Jangan tangkap dia, biarkan saja dia masuk,” ucap pria itu sambil menarik wartawan itu untuk terus berjalan menuju flat.
“Kamu tidak boleh masuk. Jika kamu ingin masuk, kamu harus memiliki izin?” kata seorang petugas. “Surat izin dari Jakpro.”
PT Jakarta Propertindo (Jakpro) merupakan BUMD DKI Jakarta yang ditunjuk untuk mengelola KSB. Kontroversi rusun ini bermula ketika warga yang digusur untuk pembangunan JIS tidak pernah bisa menempati KSB karena belum ada kesepakatan mengenai harga sewa dengan PT Jakpro. Hal ini menyebabkan sebagian warga menerobos masuk dan menduduki paksa unit-unit di KSB.
Situasi dorong-mendorong kembali terjadi. Warga mendesak wartawan agar diperbolehkan masuk. Buka pintu, mereka datang mencari warga Kampung Bayam. Rumah kami ada di sini, kata warga yang sebelumnya menjemput wartawan di jalan masuk.
Warga mengatakan situasi meningkat ketika sekelompok petugas keamanan tiba-tiba menggerebek flat tersebut pagi ini. “Warga diimbau keluar,” kata Neneng. Saat megafon berbunyi, warga kaget. Mereka yang berada di lantai dua flat, turun ke bawah.
Saat warga dan petugas keamanan saling berhadapan, terjadi suasana saling dorong. Kedua kelompok saling tuding siapa yang lebih dulu mendorong dan memukul sehingga menimbulkan kekacauan. Hingga saat ini masih banyak petugas keamanan, TNI, dan polisi yang berjaga.
Di atas kursi yang panjangnya satu meter. Seorang wanita bercelana pendek sedang duduk. Ada bekas darah di kakinya. Dan di luar gedung Rusun, petugas masih duduk, berdiri dan memantau area gedung Rusun Kampung Bayam. Di dalam gedung ini, anak-anak, orang tua, laki-laki dan perempuan terus memanjatkan doa.
NewsRoom.id