NewsRoom.id – Peristiwa penguntitan yang diduga dilakukan anggota Datasemen Khusus (Densus) 88 Antitetor Polri terhadap Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung (Kejagung) Febrie Adriansyah menyedot perhatian publik. Tak hanya mengintai, beredar pula video pasukan Brimob yang mengintai di kompleks Kejaksaan Agung.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Pengamanan di Kejagung juga ditingkatkan oleh jajaran Puspom TNI pasca kejadian tersebut.
Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santosa menilai pengawasan yang dilakukan Densus 88 terhadap Jampidsus bukan untuk kepentingan individu, melainkan untuk menjalankan tugasnya.
Artinya suatu kegiatan pengawasan tentunya tidak bisa berdiri sendiri, artinya bukan untuk kepentingan individu, melainkan untuk tugas yang dijalankan, kata Sugeng kepada wartawan, Minggu (26/5).
Sugeng menjelaskan, pemantauan adalah suatu cara pengawasan untuk memperoleh keterangan atau data dari orang yang diawasi. Namun, dia mengaku heran Jampidsus diawasi Kejaksaan Agung. Ia menduga ada kejanggalan dalam operasi yang dilakukan Densus 88.
“Nah, ini agak mengagetkan, Jampidsus diawasi oleh Densus. Artinya ini sesuatu yang serius, kata Sugeng.
Pengamat polisi ini mengatakan, ada dua hal yang menyebabkan kejadian tersebut terjadi. Pertama, Jampidsus Kejaksaan Agung saat ini tengah gencar melakukan pemberantasan korupsi.
Kedua, terkait konflik kewenangan antara dua institusi, antara kepolisian dan kejaksaan, kata Sugeng.
Sugeng mengaku mendapat informasi bahwa kejaksaan sangat intensif menangani kasus dugaan korupsi pertambangan. Meski perkara pertambangan bukan kewenangan Kejaksaan, namun Kejaksaan mempertimbangkan aspek korupsi.
Sebab, perkara pertambangan merupakan tindak pidana yang menjadi kewenangan Polri, jelas Sugeng.
Mulai dari kasus di Konawe, Mandiodo, lalu pertambangan timah, hingga kini IPW mendengar ada jaksa yang datang ke Kaltim. “Ini informasi yang diperoleh IPW,” kata Sugeng.
Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung Ketut Sumedana mengaku belum mendapat informasi terkait dugaan penguntitan Jampidsus Febri Adriansyah oleh Densus 88. Bahkan, salah satunya diamankan Puspom TNI. tim keamanan. yang memberikan rasa aman bagi Jampidsus.
“Saya belum dapat informasinya,” kata Ketut saat dikonfirmasi, Jumat (24/5).
Ketut tak menanggapi lebih lanjut terkait kondisi Jampidsus Jaksa Agung Febrie Adransyah usai dituding diikuti Densus 88 Anti Teror Polisi.
Terpisah, Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombed Pol Aswin Siregar belum menanggapi konfirmasi yang dilayangkan JawaPos.com terkait munculnya informasi tersebut.
Sebelumnya beredar kabar Jampidsus Jaksa Agung Febrie Adriansyah dibuntuti anggota Densus 88 Polri. Peristiwa itu terjadi saat Febrie sedang menikmati makan malam di sebuah restoran di kawasan Cipete, Jakarta Selatan.
Jika kabar ini benar, belum diketahui motifnya. Namun Jampidsus Kejaksaan Agung saat ini sedang menangani kasus pidana korupsi pengelolaan perdagangan komoditas timah pada wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk tahun 2015-2022. Total ada 21 orang yang ditetapkan sebagai tersangka. Tersangkanya bukan sembarang orang.
Perekonomian Tanah Air diperkirakan merugi Rp 271 triliun akibat ulah para tersangka. Sedangkan kerugian keuangan negara masih dalam penyelidikan.
NewsRoom.id