Para peneliti di San Francisco mempelajari transisi dari menyuntik ke merokok fentanilmenemukan bahwa hal ini didorong oleh ketakutan akan overdosis dan kesulitan dalam menyuntik, namun masih dikaitkan dengan risiko yang signifikan.
Pengalaman individu dan tren lokal seputar merokok fentanil disorot dalam penelitian berbasis wawancara baru-baru ini di San Francisco, CA. Wawasan ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai praktik berbahaya dan terus berkembang ini. Daniel Ciccarone dari University of California, San Francisco, dan rekannya mempresentasikan temuan mereka pada 22 Mei 2024, di jurnal akses terbuka PLOS SATU.
Risiko Penggunaan Fentanil
Fentanil yang diproduksi secara ilegal dikaitkan dengan risiko kesehatan yang parah, termasuk potensi kecanduan yang tinggi dan risiko overdosis yang sangat tinggi. Khususnya, fentanil secara signifikan berkontribusi terhadap peningkatan jumlah kematian akibat overdosis obat di AS. Meskipun fentanil disuntikkan secara tradisional, beberapa wilayah Amerika telah mengalami transisi dari penggunaan fentanil injeksi ke fentanil. Namun, penelitian yang mengeksplorasi perubahan ini dan implikasinya terhadap kesehatan masih jarang.
Untuk memperdalam pemahaman, Ciccarone dan rekannya menerapkan kerangka penelitian kualitatif yang dikenal dengan istilah etnografi cepat. Mereka mewawancarai 34 relawan yang direkrut dari program layanan jarum suntik di San Francisco, CA, tentang keyakinan dan perilaku mereka seputar merokok fentanyl. Mereka juga merekam video dan foto praktik merokok, sampel narkoba, dan peralatan penggunaan narkoba.
Pendekatan penelitian ini memperoleh berbagai informasi tentang pengalaman partisipan, seperti motivasi mereka merokok fentanil, teknik dan perilaku merokok, serta potensi risiko.
Banyak peserta melaporkan bahwa ketakutan akan overdosis dan kesulitan dalam menyuntik telah mendorong mereka beralih dari menyuntik ke merokok. Namun, beberapa orang berpendapat bahwa merokok fentanil masih menimbulkan risiko overdosis yang tinggi—penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah merokok tidak terlalu berbahaya dibandingkan suntikan dalam hal risiko overdosis.
Dinamika Sosial dan Masalah Kesehatan
Studi ini juga menyoroti sifat sosial dari merokok fentanil, dengan beberapa peserta melaporkan berbagi perlengkapan dan obat-obatan. Namun, beberapa orang mengkhawatirkan kebersihan dan risiko overdosis jika digunakan bersama. Secara khusus, kekhawatiran muncul mengenai “residu” fentanil yang terakumulasi pada peralatan, yang dapat dikonsumsi dan dibagikan tetapi menimbulkan risiko overdosis karena potensi ketidaksesuaian antara toleransi seseorang dan potensi residu.
Kesimpulan dan Arah Masa Depan
Tim peneliti mencatat bahwa penelitian ini bersifat eksploratif dan memiliki kemampuan generalisasi yang terbatas di luar konteks partisipan dan lokal. Namun, inovasi ini kemungkinan akan semakin meluas seiring dengan semakin jelasnya manfaat merokok dibandingkan suntikan.
Dan Ciccarone menambahkan: “Kami mengeksplorasi budaya merokok sebagai adaptasi terhadap penggunaan fentanil opioid sintetik yang manjur. Inovasi ini sangat kuat dan kemungkinan akan menyebar melampaui akarnya di pantai barat ke lebih banyak wilayah di Amerika.”
Untuk informasi lebih lanjut mengenai penelitian ini, lihat Risiko Mematikan Residu Fentanil pada Alat Rokok.
Referensi: “Inovasi dan adaptasi: Kebangkitan budaya merokok fentanil di San Francisco” oleh Daniel Ciccarone, Nicole Holm, Jeff Ondocsin, Allison Schlosser, Jason Fessel, Amanda Cowan dan Sarah G. Mars22 Mei 2024, PLOS SATU.
DOI: 10.1371/jurnal.pone.0303403
Penelitian ini didanai oleh Amerika Institut Kesehatan Nasional, Institut Nasional Penyalahgunaan Narkoba, hibah DA054190 (PI: Ciccarone). Penyandang dana tidak mempunyai peran dalam desain penelitian, pengumpulan dan analisis data, keputusan untuk menerbitkan, atau persiapan naskah.
NewsRoom.id