NewsRoom.id – Meski tidak ada indikasi pasti letak geografis nusantara dalam catatan Mesir kuno, namun penelitian menunjukkan bahwa ekspedisi perdagangan ke nusantara berangkat dari Laut Merah ke arah Timur melintasi Samudera Hindia.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Flora, fauna, dan komoditas perdagangan nusantara, termasuk kemenyan, kayu hitam, gading, kayu manis, dan senjata, tergambar dalam catatan Mesir kuno.
Dengan banyaknya bukti yang menguatkan, maka dapat disimpulkan bahwa tanah asal usul orang Mesir ada di Sumatera, tepatnya di Bengkulu, dan kemungkinan besar di Pulau Enggano.
Ratu Hatshepsut, seorang wanita yang memerintah Mesir kuno, adalah Firaun wanita yang paling lama memerintah dalam sejarah.
Selama 20 tahun pada abad ke-15 SM, ia berhasil menguasai Mesir.
Namun selain keberhasilannya dalam memerintah, Hatshepsut juga membuka hubungan antara Mesir kuno dan kepulauan Indonesia.
Relief dan catatan pada dinding candi yang dibangunnya menunjukkan bahwa nenek moyang orang Mesir berasal dari nusantara, sebuah fakta sejarah yang belum pernah terungkap sebelumnya.
.webp?resize=400%2C288&ssl=1)
Bagaimana hubungan Mesir kuno dengan kepulauan Indonesia?
Bukti apa yang menegaskan bahwa nusantara merupakan tanah leluhur orang mesir kuno?
Tanah Para Dewa Sejarah peradaban Mesir Kuno tercatat sebagai salah satu yang tertua di dunia.
Peradaban ini sudah mempunyai kebudayaan yang maju, bahkan sebelum adanya peradaban Yunani dan Romawi.
Dikenal sebagai salah satu peradaban paling awal yang mengenal tulisan, catatan sejarah bangsa Mesir kuno relatif lengkap, termasuk keberadaan wilayah di luar Mesir kuno yang sangat penting bagi mereka.
Tanah nusantara yang disebut sebagai “Tanah Para Dewa” mempunyai arti penting bagi masyarakat Mesir kuno sebagai tanah leluhur dan tujuan perdagangan utama.
Ekspedisi perdagangan reguler Mesir ke nusantara dilakukan oleh berbagai penguasa Mesir dari berbagai dinasti.
Mengenai petunjuk pasti, tidak disebutkan letak geografis nusantara dalam catatan Mesir kuno.
Namun penelitian menunjukkan bahwa ekspedisi perdagangan Mesir kuno adalah ke nusantara, berangkat dari Laut Merah ke arah Timur, melintasi Samudera Hindia.
Flora, fauna, dan komoditas perdagangan nusantara, termasuk kemenyan, kayu hitam, gading, kayu manis, dan senjata, tergambar dalam catatan Mesir kuno.
Ratu Hatshepsut, sebagai putri Firaun Thutmose I, membangun kompleks kuil dan makam Deir el-Bahari, yang merupakan salah satu kuil terindah di Mesir.
Relief pada candi menggambarkan hubungan antara Mesir kuno dan kepulauan Indonesia.
Bangunan yang ada di nusantara mirip dengan rumah adat suku Enggano yang ada di Bengkulu, khususnya Pulau Enggano.
.webp?resize=400%2C170&ssl=1)
Selain itu, beberapa kosakata Mesir kuno mirip dengan bahasa Sukure Rejang di Bengkulu.
Dengan banyaknya bukti yang menguatkan, maka dapat disimpulkan bahwa tanah asal usul orang Mesir ada di Sumatera, tepatnya di Bengkulu, dan kemungkinan besar di Pulau Enggano.
Fakta bahwa nenek moyang orang Mesir diduga berasal dari Atlantis juga memperkuat hipotesis tersebut
Atlantis merupakan wilayah yang sama dengan kepulauan, mengingat Sumatera pernah menjadi bagian dari wilayah Sundalandia.
NewsRoom.id









