Presiden Mahamat Idriss Deby Itno mengatakan ada korban tewas dan luka-luka namun tidak merinci jumlahnya.
Sejumlah orang tewas dan terluka setelah kebakaran yang memicu serangkaian ledakan di gudang amunisi militer di ibu kota Chad, N'Djamena, yang jumlahnya tidak diketahui.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Kebakaran terjadi di distrik Goudji N'Djamena pada Selasa malam dan telah terjadi “ledakan besar” tulis Menteri Luar Negeri Koulamallah Abderaman dalam pernyataan di Facebook.
Presiden Mahamat Idriss Deby Itno mengatakan banyak orang tewas dan terluka dalam kebakaran tersebut, tanpa memberikan angka pastinya.
“Damai bagi jiwa para korban, belasungkawa yang tulus kepada keluarga yang ditinggalkan dan pemulihan yang cepat bagi mereka yang terluka,” tulis Deby di Facebook, berjanji untuk membuka penyelidikan atas kebakaran tersebut.
Seorang warga di sekitar depo mengatakan, dia melihat tiga orang terluka di jalan, dan dua di antaranya dilarikan ke rumah sakit dengan menggunakan sepeda motor.
Warga lainnya mengatakan tetangganya yang seorang penjaga toko meninggal dunia setelah terkena peluru. Di media sosial, orang-orang mengunggah gambar peluru artileri yang jatuh ke rumah-rumah di dekatnya.
“Sebuah ledakan keras membangunkan kami,” kata warga Moustapha Adoum Mahamat kepada kantor berita Reuters. “Rumah kami berguncang seperti ada yang menembaki kami. Kemudian kita melihat kebakaran besar di kamp militer dan asap serta benda-benda meledak di udara. Kami bisa melihat artileri terbang di atas kami.”
Kadidja Dakou, yang tinggal di daerah Amsinene dekat Goudji, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa dia berlari ke jalan bersama ketiga anaknya karena mereka takut rumah mereka akan runtuh. Tetangganya juga melakukan hal serupa.
“Atap rumah kami hancur akibat salah satu ledakan,” kata pria berusia 36 tahun itu.
Terdapat beberapa rumah di lingkungan tempat depo berada. Lokasinya juga dekat dengan bandara internasional dan pangkalan pasukan Perancis.
Kebakaran tersebut “menyebabkan ledakan amunisi berbagai kaliber”, kata seorang pejabat pasukan Prancis kepada AFP yang tidak ingin disebutkan namanya.
Jaringan NewsRoom.id
Terkait
NewsRoom.id