NewsRoom.id – AG (30), seorang ayah di Kabupaten Serang, Banten, diduga mengorbankan putranya NL (3) untuk menjadikannya kaya raya.
AG disebut mempelajari ilmu spiritual untuk meningkatkan perekonomian secara otodidak dengan berziarah ke kuburan atau tempat di Banten.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
“Masih kami dalami (dugaan viktimisasi),” kata Kapolres Serang Kota, Kompol Sofwan Hermanto kepada wartawan, Rabu (19/6/2024).
Menurut Sofwan, AG menggorok leher korban dalam keadaan sadar. Belum ada bocoran, namun polisi masih menyelidikinya.
“Masih kami dalami, namun faktanya dalam pemeriksaan pelaku secara sadar mengambil parang yang ditaruh di tumpukan pakaian anaknya, kemudian menghampiri korban dan menggorok lehernya,” ujarnya.
Berdasarkan keterangan keluarga korban, Soni Bakti, AG mempunyai niat membunuh korban sejak 6 bulan lalu. Namun niat tersebut urung karena Soni Bakti memberi tahu pelaku.
“Dia sebenarnya bilang ingin membunuh korban, saya bilang, “Manfaatnya apa?” “Saya tanya apakah ada manfaatnya, lalu dia diam, tidak menjawab apa pun,” kata Soni.
Menurut Soni, saat itu AG tidak memberikan alasan ingin membunuh anaknya. Namun Soni menyadari AG telah berubah sikap sejak 6 bulan lalu.
“Saya tidak kasih alasan apa-apa. Saya bilang itu sudah lama, beberapa bulan yang lalu, sekitar 6 bulan,” ujarnya.
Ingin menjadi miliarder
Kapolres Serang Kota, Kompol Sofwan Hermanto mengatakan, cara pelaku menimba ilmu dengan mengunjungi tempat ziarah dan berlatih untuk mengubah perekonomian menjadi lebih baik.
“Itu dilakukan secara otodidak dan saya pernah bermimpi mendapat parang, yang mana parang tidak bisa dibawa atau diambil sembarangan, intinya seperti itu,” kata Sofwan.
Sofwan mengungkapkan, sebelum membunuh korban, pelaku menyimpan parang di tumpukan pakaian anaknya. Kemudian sekitar pukul 03.00 WIB, pelaku bangkit dan membacok korban.
“Sekitar jam 3 dini hari, pelaku bangun dan mengambil parang. “Kemudian pelaku menjelaskan kepada kami, mengalir saja (menggorok leher anaknya),” jelasnya.
Sementara berdasarkan keterangan pelaku, lanjut Sofwan, pelaku tidak berniat membantai seluruh keluarganya meski ada istri dan kedua anaknya di dalam kamar.
“Saat ini belum ada arahan untuk membunuh seluruh keluarganya,” ujarnya.
Niatnya sudah ada 6 bulan lalu
Ternyata niat AG untuk membunuh putranya sudah ada sejak lama.
Hal itu diungkapkan keluarga korban, Soni Bakti. Ia mengatakan, pelaku sempat menyatakan ingin membunuh anaknya selama 6 bulan.
“Dia sebenarnya bilang ingin membunuh korban, saya bilang, “Manfaatnya apa?” “Saya tanya apakah ada manfaatnya, lalu dia diam saja, tidak menjawab apa pun,” kata Soni, Rabu (19/6). ./2024).
Menurut Soni, saat itu AG tidak memberikan alasan ingin membunuh anaknya. Namun Soni menyadari AG telah berubah sikap sejak 6 bulan lalu.
“Saya tidak kasih alasan apa-apa. Saya bilang itu sudah lama, beberapa bulan yang lalu, sekitar 6 bulan,” ujarnya.
Soni mengaku tidak mengetahui kalau AG mempelajari ilmu mistik. Namun selama ini, lanjutnya, AG kerap membicarakan kesulitan ekonomi.
“Itu urusan pribadi, saya tidak tahu (pengetahuannya),” jelasnya.
Soni juga menjelaskan, selama ini AG bekerja sebagai buruh tani pemetikan kelapa. Namun, dia sudah lama menganggur. Padahal, kebutuhan rokoknya ia dapatkan dari istrinya yang bekerja.
“Dia sempat kerja (petik kelapa) dua bulan lalu, saya senang. “Tapi dia sudah tidak ada lagi, jadi bisa dibilang istrinya yang membiayai,” tutupnya.
Kapolres Serang Kota Kompol Sofwan Hermanto mengatakan, motif pelaku membunuh putranya karena ingin meningkatkan perekonomian.
Motif pelaku hasil pemeriksaan sementara karena sedang mempelajari ilmu spiritual, ujarnya.
Menurut Sofwan, cara pelaku menimba ilmu adalah dengan mengunjungi tempat ziarah dan berlatih untuk mengubah perekonomian menjadi lebih baik.
“Dilakukan secara otodidak dan pernah mengalami mimpi mendapat parang, dimana parang tersebut tidak boleh dibawa atau diambil sembarangan, intinya seperti itu,” kata Sofwan.
NewsRoom.id