JAKARTA – PT Timah Tbk (TINS) mengungkapkan smelter anyar miliknya, Top Submerged Lance (TSL) Ausmelt Furnance yang menelan biaya mencapai $US 80 juta masih belum beroperasi 100 persen.
Mengutip bnnasional.com, Direktur Utama TINS Ahmad Dani Virsal mengatakan, pihaknya masih kesulitan untuk mendapatkan bahan baku bijih timah dan belum menemukan formulasi yang tepat untuk mengoperasikan TSL Ausmelt Furnance yang memiliki kapasitas 40.000 ton per tahun.
“Ya kesulitan biji, kemudian teman-teman juga masih menemukan formulasi komposisi. Masih panjang proses belajarnya,” kata Ahmad saat ditemui di DPR RI usai melakukan RDP dengan Komisi VII DPR RI, Senin (27/11/2023).
Diketahui, pemanfaatan TSL Ausmelt Furnance memproses timah dengan kadar rendah yang sudah beroperasi sejak akhir tahun 2022.
Ahmad juga berharap pengembangan sumber daya manusia (SDM), produksi maksimal dari smelter barunya itu dapat segera direalisasikan.
“Mudah-mudahan dengan terus mengupgrade kompetensi, ya akan mudah diimplementasikan. Secepatnnya kita bergerak,” katanya.
Melalui catatan BNNasional, Purwoko, selaku Direktur Operasi TINS sebelumnya menjelaskan bahwa kehadiran TSL Ausmelt Furnance dapat mendorong perusahaan untuk meningkatkan produksi secara bertahap untuk memenuhi kebutuhan yang ada.
“Kalau dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) kira-kira sampai tiga tahun ke depan mesti mencapai 40 ribu ton,” kata Purwoko berberapa waktu lalu.
Padahal, PT Timah telah melakukan pengamanan aset dan penegakan aturan serta kerja sama dengan penambang rakyat untuk mereduksi tambang ilegal di wilayah konsesi pertambangan.
Editor : Nico Alp
Sumber Berita : BN Nasional