NewsRoom.id – Kegagalan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, dalam menjaga keamanan pusat pendanaan nasional (PDN) turut menjadi sorotan media asing.
Budi Arie Setiadi baru-baru ini dituntut publik untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika karena dianggap tidak kompeten.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Bahkan, Direktur Jaringan Kebebasan Berekspresi Asia Tenggara (SAFEnet) Nenden Sekar Arum mengatakan, Budi Arie Setiadi berhasil menjadi menteri berkat hasil giveaway.
Itu pula yang membuat media asing menjuluki Budi Arie Setiadi sebagai menteri pemberi hadiah.
Dalam artikel yang ditulis media Singapura Channel News Asia, Budi disebut-sebut memperoleh jabatan tersebut karena mendukung pencalonan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada pemilihan presiden 2014 dan 2019.
“Menteri 'pemberi hadiah' Indonesia menghadapi tekanan yang semakin besar untuk mengundurkan diri setelah serangan siber terburuk dalam beberapa tahun,” demikian judul artikel tersebut.
Seorang mahasiswi melahirkan saat papiloma hilang dan keluar parasit, minum ini Sementara itu, menurut Nenden, Menteri Komunikasi dan Informatika merupakan jabatan strategis yang tidak bisa dipisahkan dari dunia digital sehingga harus diisi oleh orang-orang yang paham di bidang tersebut. Kini petisi yang berisi desakan Budi Arie untuk mencopot jabatannya di Kementerian Komunikasi dan Informatika telah ditandatangani 18 ribu orang di change.org.
Budi Arie memilih bungkam terkait permintaan publik tersebut dan justru menyampaikannya kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjahjanto.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengumpulkan para menteri dan kepala lembaga terkait di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat, untuk membahas dan mengevaluasi permasalahan terkait serangan siber terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2.
“Mau rapat dulu (dengan Presiden) terkait kemarin (PDNS 2),” kata Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian saat tiba di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat. Hinsa mengatakan pemerintah akan melakukan evaluasi menyeluruh terkait serangan siber PDNS2.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi dan Kepala BSSN juga telah menjelaskan kepada Komisi I DPR RI terkait serangan siber terhadap PDNS 2.
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie mengatakan tidak ada indikasi kebocoran data akibat serangan siber di PDNS 2 Surabaya.
“Hasil rapat dengan Komisi I tadi tidak ada indikasi atau bukti adanya kebocoran data,” kata Budi Arie singkat dalam interupsi wawancara seusai rapat kerja dengan Komisi I DPR RI di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (27/6) malam.
Budi Arie mengatakan, upaya pemulihan PDNS 2 masih terus berlangsung. Pihaknya menargetkan pemulihan penuh PDNS 2 dapat tuntas pada pertengahan Agustus 2024.
NewsRoom.id