NewsRoom.id -Utang pemerintah sebesar Rp8.353 triliun hingga Mei 2024 atau di bawah 40 persen PDB dinilai tidak aman bagi perekonomian Indonesia.
Direktur Pengembangan Big Data Indef Eko Listiyanto menepis pernyataan pemerintah yang menyebut utang masih dalam batas aman dibanding negara besar lain.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Eko mengatakan, utang yang besar saja sudah berhasil mengguncang perekonomian negara, apalagi jika pemerintah berencana menaikkan rasio utang hingga 50 persen dari PDB.
“Cara paling mudah untuk mendeteksi kalau pemerintah bilang aman itu lihat kenapa ekonominya goyang? Bicara defisit saja, ekonomi kita juga langsung goyang, itu artinya sebenarnya menunjukkan ada kekhawatiran kan,” jelas Eko dalam Diskusi Publik daring tentang Warisan Utang Jokowi, Kamis (4/7).
Menurut Eko, utang negara memang terlalu besar, apalagi jika dibandingkan dengan produktivitasnya.
“Tetapi mungkin pemerintah, kalau besok terjadi krisis pun, pasti bilang baik-baik saja, yang penting datanya belum keluar,” ujarnya.
Pernyataan ini dikeluarkan Eko setelah Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir pada akhir Juni lalu mengklaim utang Indonesia masih lebih baik dibanding Amerika Serikat dan Jepang yang memiliki rasio utang di atas 200 terhadap PDB.
“Jelas beda. Meskipun utang Jepang di atas 200 persen dari PDB, utangnya berasal dari negaranya sendiri, dari rakyatnya sendiri, dan Jepang adalah negara maju dengan produktivitas tinggi, jadi kurang lebih seperti ini gambarannya,” jelasnya.
NewsRoom.id