NewsRoom.id -Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dinilai lemah, karena tak sanggup menangani kerugian PT Krakatau Steel (KRAS) yang mencapai ratusan miliar rupiah.
Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Pamulang (Unpam), Efriza menilai sikap Erick Thohir yang menyerahkan persoalan kerugian Krakatau Steel senilai US$29,14 juta (Rp476 miliar) pada kuartal I-2024 kepada direksi terkesan tidak bertanggung jawab.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
“Kebijakan Erick terhadap Krakatau Steel jelas menunjukkan bahwa dia harus bertanggung jawab atas kebijakan yang dibuatnya, bukan mengalihkan tanggung jawab kepada direksi,” kata Efriza kepada RMOL, Sabtu (6/7).
Menurutnya, meski direksi merupakan pejabat yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengelolaan anggaran, namun yang mesti menanggapi, mengevaluasi, bahkan menegur direksi tetaplah menteri.
“Ini menunjukkan Erick harus tegas dalam menjalankan tanggung jawabnya. Isu direksi yang diabaikan justru menunjukkan ketidaktegasan Menteri BUMN Erick Thohir dalam memimpin,” katanya.
Pengamat Citra Institute itu menambahkan, apabila Erick Thohir tidak mampu mengevaluasi kinerja perusahaan pelat merah, sebaiknya ia meminta maaf dan siap dievaluasi.
“Sayangnya, Erick sebagai pimpinan hanya berani melempar tanggung jawab kepada direksi. Namun, cara melempar tanggung jawab seperti ini justru menunjukkan Erick tidak bisa membuat kebijakan yang tepat sasaran,” imbuh Efriza.
NewsRoom.id