BRIN Ungkap 200 Pulau Kecil di Indonesia Sudah Berpindah Tangan, Siapa yang Diuntungkan?

- Redaksi

Rabu, 17 Juli 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

NewsRoom.id – Memang benar Indonesia adalah negara kepulauan. Namun jangan heran jika ratusan pulau di Indonesia jatuh ke tangan orang-orang kaya. Secara diam-diam, mereka telah berpindah tangan.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Menurut data Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), lebih dari 200 pulau di Indonesia telah diprivatisasi dan diperjualbelikan ke berbagai pihak, hingga 2023. “Lebih dari 200 pulau kecil, yang sebagian besar berada di DKI Jakarta dan Maluku Utara,” kata Kepala Pusat Penelitian Politik BRIN, Athiqah Nur Alami, Jakarta, dikutip Selasa (16/7/2024).

Selain praktik jual beli pulau, Athiqah menyebutkan dampak negatif industri ekstraktif terhadap sejumlah pulau kecil. Industri ekstraktif yang dimaksud adalah pertambangan, eksplorasi minyak dan gas, serta penangkapan ikan dalam skala besar bagi masyarakat pulau kecil dan pesisir di Indonesia.

Ia mengatakan, kegiatan industri ekstraktif juga dapat mengakibatkan tenggelamnya pulau-pulau kecil. Hal ini menunjukkan betapa rentannya pesisir tidak hanya secara ekologis, tetapi juga secara sosial, ekonomi, dan budaya.

“Bukan hanya karena perubahan iklim, tetapi juga aktivitas industri ekstraktif,” kata Athiqah.

Ia mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir BRIN mencermati bagaimana kebijakan hilirisasi dan masifnya aktivitas pertambangan serta ekspansi industri ekstraktif. Misalnya, hilirisasi nikel di Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, serta pertambangan bijih besi dan emas di Sulawesi Utara. Semuanya berpotensi mengganggu keseimbangan ekosistem di pesisir dan pulau-pulau kecil.

“Dampak lingkungannya jelas, yakni adanya pencemaran logam berat, misalnya pada sungai-sungai di sekitar pabrik di daerah tersebut. Terutama pada penambangan nikel yang tidak hanya pencemaran air, tetapi juga pencemaran udara, perusakan hutan, dan penggusuran hak-hak petani akibat ekspansi penambangan nikel,” ungkapnya.

Menurutnya, kegiatan industri ekstraktif berdampak pada masyarakat setempat. Ruang hidup mereka seakan terenggut, ditandai dengan makin terbatasnya akses masyarakat untuk melaut.

Athiqah menegaskan, para pemangku kepentingan harus mempertimbangkan berbagai regulasi yang ada sebelum mengambil tindakan. Misalnya, baru-baru ini terjadi kericuhan di Pulau Rempang, Kepulauan Riau (Kepri). Regulasi terkait pengelolaan pulau-pulau kecil sesuai Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 harus dijalankan dengan baik.

“Dalam regulasi tersebut, pengelolaan pulau-pulau kecil di Indonesia hendaknya diarahkan pada perlindungan, pengawetan, rehabilitasi, pemanfaatan, dan pengayaan sumber daya alam hayati dan sistem ekologi secara berkelanjutan,” kata Athiqah.

NewsRoom.id

Berita Terkait

Ilmuwan Menemukan Titik Lemah Baru pada Sel Kanker Prostat, Pengubah Permainan dalam Pengobatan
Ilmuwan Menemukan Perbedaan Biologis Utama Antara Psikopat dan Orang Normal
100 Calon Nazir Ikuti Uji Kompetensi Skema 2 di Jakarta
Menkominfo Meutya Hafid Sebut 90 Juta Lapangan Kerja Baru Akan Diciptakan AI
Mengapa “Meredupkan Matahari” Mungkin Menjadi Solusi Perubahan Iklim yang Paling Berbahaya
Kisah Andrinof Chaniago dipecat Jokowi karena mempertanyakan proyek Whoosh
Pengantin David Bersandar Pada Desain Kelas Atas Dengan Konsep Ritel Baru
Gunung Berapi Meletus 6.000 Mil Jauhnya. Mengapa Hal Ini Mengguncang Tanah Sedalam 16.000 Kaki di Alaska?

Berita Terkait

Selasa, 28 Oktober 2025 - 07:54 WIB

Ilmuwan Menemukan Titik Lemah Baru pada Sel Kanker Prostat, Pengubah Permainan dalam Pengobatan

Selasa, 28 Oktober 2025 - 07:23 WIB

Ilmuwan Menemukan Perbedaan Biologis Utama Antara Psikopat dan Orang Normal

Selasa, 28 Oktober 2025 - 06:52 WIB

100 Calon Nazir Ikuti Uji Kompetensi Skema 2 di Jakarta

Selasa, 28 Oktober 2025 - 06:20 WIB

Menkominfo Meutya Hafid Sebut 90 Juta Lapangan Kerja Baru Akan Diciptakan AI

Selasa, 28 Oktober 2025 - 04:15 WIB

Mengapa “Meredupkan Matahari” Mungkin Menjadi Solusi Perubahan Iklim yang Paling Berbahaya

Selasa, 28 Oktober 2025 - 01:09 WIB

Pengantin David Bersandar Pada Desain Kelas Atas Dengan Konsep Ritel Baru

Selasa, 28 Oktober 2025 - 00:37 WIB

Gunung Berapi Meletus 6.000 Mil Jauhnya. Mengapa Hal Ini Mengguncang Tanah Sedalam 16.000 Kaki di Alaska?

Selasa, 28 Oktober 2025 - 00:06 WIB

Miliaran Tahun Lalu, Api Membentuk Benua yang Memungkinkan Kehidupan

Berita Terbaru

Headline

100 Calon Nazir Ikuti Uji Kompetensi Skema 2 di Jakarta

Selasa, 28 Okt 2025 - 06:52 WIB