NewsRoom.id -Tahap demokrasi di Amerika Serikat akhirnya memasuki babak baru. Calon presiden Demokrat yang sudah tua, Joe Biden, telah mengumumkan pengunduran dirinya dari pencalonan presiden setelah menghadapi tekanan yang semakin meningkat dari banyak pihak.
Dalam kesempatan pernyataan pengunduran dirinya, Opa Biden juga memberikan dukungan kepada Kamala Haris, wakil presiden, sebagai penggantinya untuk maju sebagai presiden. Joe Biden yang pada suatu kesempatan disebut Presiden Jokowi sebagai seniornya, akhirnya segera pensiun mengikuti jejak pendahulunya, Barack Obama.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Laporan lebih lanjut menyebutkan, pasca pernyataan pengunduran diri Biden, gerakan donasi untuk pencalonan presiden Kamala Harris mengalir deras. Situasi ini memberi harapan bagi Partai Demokrat untuk mengalahkan Trump yang dukungan publiknya meroket pascakasus penembakan, meski masih banyak yang harus dikerjakan.
Sentimen dari ranah politik AS mulai menarik perhatian investor di bursa saham global. Laporan terbaru menunjukkan pergerakan indeks Wall Street berupaya bergerak naik moderat di pasar spot pasca pengunduran diri Opa Biden.
Sentimen terkini dari Amerika juga dipastikan menjadi fokus pelaku pasar di Asia dalam mengawali sesi perdagangan minggu ini. Catatan tim riset rmol.id menunjukkan sejumlah sentimen pada agenda rilis data ekonomi akan menjadi fokus pelaku pasar sepanjang minggu ini.
Di antaranya adalah rilis data flash PMI dari kawasan Eropa dan AS yang akan dilaksanakan Rabu depan. Keesokan harinya, rilis data PDB AS dan tunjangan pengangguran akan menjadi menu investor, dan menutup minggu ini, investor akan disibukkan dengan pertemuan G20.
Sementara itu, di Bursa Efek Indonesia, pelaku pasar masih akan mendapatkan tambahan sentimen dari dalam negeri yakni dari rilis data FDI yang akan dilakukan pada awal pekan ini, Senin 21 Juli 2024 pukul 11.00 WIB.
Laporan terkait lainnya menyebutkan bahwa sentimen dari kelumpuhan jaringan internet global akibat pembaruan perangkat lunak CrowdStrike yang telah menyebabkan gangguan layanan global, juga masih menjadi perhatian bagi para investor.
Pantauan terkini sesi pembukaan perdagangan di Bursa Efek Asia Utama menunjukkan sikap investor masih menunggu, sehingga pergerakan Indeks cenderung berada dalam rentang terbatas. Hingga ulasan ini diedit, indeks KOSPI (Korea Selatan) melemah tipis 0,07 persen ke level 2.792,81 sedangkan indeks Nikkei (Jepang) melemah moderat 0,6 persen ke level 39.822,36 dan indeks ASX 200 (Australia) terkoreksi 0,76 persen ke level 7.911,0.
Investor di Bursa Efek Indonesia juga diperkirakan akan mengikuti tren di Asia dalam mengawali sesi perdagangan minggu ini. Kecenderungan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak ke zona penguatan pada level moderat kemungkinan akan terimbangi oleh pergerakan koreksi yang terbatas. Pergerakan IHSG berpeluang menguat tipis atau menguat moderat, terutama jika mendapat dukungan signifikan dari rilis data FDI sore ini.
Sebagai catatan tambahan, pergerakan IHSG pada sesi perdagangan akhir pekan lalu berupaya membalikkan koreksi pada detik-detik terakhir penutupan sesi, setelah terus tertahan di zona pelemahan tajam sepanjang sesi perdagangan. Pola ini menunjukkan bahwa sikap pelaku pasar di Jakarta masih optimis di tengah suramnya dan keraguan di bursa saham global.
Kondisi serupa juga diperkirakan akan melanda mata uang Rupiah. Apalagi setelah sempat mengalami serangkaian tekanan jual pada sesi perdagangan pekan lalu. Cerahnya prospek Rupiah hari ini juga mendapat dukungan dari pasar uang global, di mana hingga pagi ini seluruh mata uang utama dunia terlihat melangkah ke zona penguatan terbatas. Pantauan terkini tim riset rmol.id menunjukkan Euro, Poundsterling, Dolar Australia, dan Dolar Kanada terlihat berupaya bangkit dari titik terlemahnya pada sesi Senin pagi waktu Indonesia Barat.
Tinjauan teknikal terkini juga menunjukkan bahwa tren penguatan Rupiah masih cukup kuat untuk terus bergerak maju. Dan koreksi yang terjadi pada sesi akhir pekan lalu tak lebih dari sekadar konsekuensi teknikal yang sangat wajar setelah mengalami serangkaian tekanan beli yang signifikan.
NewsRoom.id









