NewsRoom.id – Pemberian Izin Usaha Pertambangan (IUP) kepada organisasi keagamaan terus menuai kritik dari masyarakat.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Di antaranya, Wakil Ketua Umum Dewan Ekonomi PP Muhammadiyah Mukhaer Pakkanna menanggapi IUP ormas keagamaan dengan merujuk pada Al-Quran dan Sunnah.
Secara khusus, ia menyoroti peran manusia sebagai khalifah di bumi dalam mengatasi masalah lingkungan yang disebabkan oleh tindakan oligarki dan kartel industri pertambangan.
“Malaikat itu bersih dari dosa. Dan memang ditakdirkan untuk selalu suci. Sementara itu, manusia sebagai khalifah harus siap salah dan bertanggung jawab,” kata Mukhaer dalam keterangan resminya, Sabtu (27/7).
Pernyataan Mukhaer tersebut merujuk pada sebuah ayat Al-Qur'an yang menceritakan tentang pertanyaan para malaikat kepada Allah terkait pengangkatan manusia sebagai khalifah di muka bumi: “Apakah kamu ingin menjadikan di muka bumi orang-orang yang akan membuat kerusakan di dalamnya dan yang akan menumpahkan darah?” (QS 2:30).
Mukhaer menegaskan, sebagai khalifah, manusia harus mengabdi kepada Allah secara total dan bertanggung jawab terhadap akal, pikiran, dan keinginan yang diberikan.
“Dengan kondisi pertambangan saat ini yang belum stabil akibat ulah oligarki dan kartel industri pertambangan, telah memicu kerusakan ekosistem lingkungan yang sangat parah, penuh dengan tindak pidana, korupsi, dan berbagai aspek dunia gelap lainnya,” ujar Direktur Program Pascasarjana ITB, Ahmad Dahlan Jakarta.
Mukhaer menambahkan, selama ini masyarakat mengeluhkan tanah yang dikuasai oleh dua oligarki, baik ekonomi maupun politik. Ia melihat perlunya redistribusi aset dan akses pemanfaatan tanah yang dikuasai oligarki.
“Apapun kebijakan Pemerintah pada PP 25 Tahun 2024 yang 'tidak ada makan siang gratis', saya rasa ini momentum yang tepat untuk memulihkan keadaan. Kita harus buktikan tantangannya!” katanya.
Atas dasar itu, Mukhaer menyatakan tanggung jawab manusia sebagai khalifah harus diwujudkan.
“Sebagai khalifah Allah, apakah manusia tidak mau bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah yang sudah rusak? Apakah manusia sudah pasrah dan ‘cuci tangan’ dari menyelesaikan masalah? Di mana fungsi khilafah manusia? Apakah manusia berniat melamar menjadi malaikat agar terbebas dari tugas kemanusiaan? Apakah lowongan itu masih ada?” ujarnya.
Lebih lanjut, Mukhaer mengajak seluruh masyarakat untuk berperan aktif dalam memperbaiki kondisi lingkungan hidup dan melaksanakan tanggung jawab sebagai khalifah di muka bumi.
NewsRoom.id









