NewsRoom.id -Permintaan maaf yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat acara zikir dan doa kebangsaan di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis malam (1/8) dinilai janggal. Bahkan patut dipertanyakan.
Sebab, menurut Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (Infus), Gde Siriana, survei kepuasan terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-Maruf justru meningkat menjelang akhir masa jabatan.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
“Aneh juga Presiden Jokowi malah minta maaf ke publik, sementara hasil survei kepuasan terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-Maruf selama ini (Mei-Juni 2024) justru meningkat di tahun terakhir masa jabatannya (75,6 persen),” kata Gde kepada redaksi, Jumat (2/7).
Lebih lanjut, lanjut Gde Siriana, agenda politik dinasti Jokowi berjalan lancar tanpa ada halangan dari partai politik. Partai politik sebagai wakil rakyat belum ada yang menyatakan ketidakpuasan atau kekecewaan mendalam terhadap kinerja Jokowi-Maruf.
“Jadi saya pikir ketulusan permintaan maaf itu perlu dipertanyakan,” jelasnya.
Gde melanjutkan, jangan sampai permohonan maaf hanya menjadi formalitas belaka yang disampaikan kepada jemaah dalam situasi doa bersama.
Menurut Gde, jika hanya sekadar formalitas, hal itu terlihat dari belum jelasnya tujuan permintaan maaf Jokowi.
“Permintaan maaf Jokowi makin terkesan formalitas, karena tidak disertai pernyataan penyesalan mendalam atas suatu tindakan atau kebijakan. Publik tentu tidak mengharapkan Presiden Jokowi menyampaikan permintaan maafnya dengan isak tangis, tetapi dengan kalimat penyesalan pasti akan merujuk pada suatu tindakan/kebijakan,” jelasnya.
“Misalnya, Jokowi menyesal mendorong Gibran menjadi calon wakil presidennya saat ia masih berkuasa,” kata Gde.
Gde menambahkan, perlu ada penjelasan konkret di balik permintaan maaf Jokowi, agar publik bisa memahami maksud dan tujuan pernyataan tersebut.
Sebelumnya, Jokowi menyampaikan permohonan maaf atas kesalahan yang diperbuatnya saat menjabat sebagai Presiden RI.
“Dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, perkenankanlah saya dan Guru Besar KH Maruf Amin menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas segala kesalahan dan kekhilafan selama ini,” kata Jokowi.
“Saya tidak sempurna, saya manusia biasa, kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Hanya Allah yang memiliki kerajaan langit dan bumi beserta isinya. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,” imbuh Jokowi.
NewsRoom.id









