Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi pada pertemuan bilateral dengan Wakil Perdana Menteri/Menlu Selandia Baru Winston Peters di Joint Ministerial Commission (JMC) di Auckland (30/07/2024).
Pemerintah Indonesia menyampaikan apresiasi atas konsistensi Selandia Baru dalam mendukung kedaulatan dan keutuhan wilayah Indonesia, serta pernyataan kesiapan Indonesia untuk terus memperkuat kerja sama dengan Selandia Baru dalam rangka memajukan kerja sama ekonomi dan pembangunan di kawasan Pasifik. Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dalam pertemuan bilateral dengan Wakil Perdana Menteri/Menlu Selandia Baru Winston Peters di Jakarta, Kamis (2/10). Komisi Gabungan Menteri (JMC) di Auckland (30/7).
“Selandia Baru merupakan salah satu mitra penting Indonesia di kawasan Pasifik, baik dalam konteks bilateral maupun regional, khususnya dalam kerja sama Indonesia dengan negara-negara Pasifik. Tahun ini, hubungan bilateral Indonesia dan Selandia Baru memasuki tahun ke-66,” kata Menlu Retno.
Pertemuan JMC ini membahas isu-isu bilateral, regional, dan global, termasuk isu Myanmar dan Palestina. Menlu RI menegaskan di awal pertemuan bahwa Pasifik yang stabil, damai, dan sejahtera merupakan kunci bagi Indo-Pasifik yang stabil, damai, dan sejahtera. Indo-Pasifik yang damai tidak dapat dicapai sendirian oleh satu negara, tetapi memerlukan kerja sama dan kolaborasi dari banyak negara. Sementara itu, Kemitraan Komprehensif kedua negara telah memasuki setengah dasawarsa.
Terkait kerja sama bilateral, kedua Menlu membahas enam isu utama:
PertamaBahasa Indonesia: kontak komunitas merupakan salah satu elemen penting dalam hubungan bilateral Indonesia-Selandia Baru. Kedua negara baru saja menyelesaikan Protokol tentang Perubahan Peraturan Pendidikan yang sudah siap untuk ditandatangani. Selain itu, proposal perjanjian Visa Liburan Kerja sedang dibahas.
KeduaTerkait perdagangan, investasi dan kerja sama ekonomi, tercatat volume perdagangan kedua negara meningkat lebih dari 13 persen dalam lima tahun terakhir, menurun dalam setahun terakhir, sehingga kerja keras perlu terus dilanjutkan.
Kerjasama perdagangan, investasi dan ekonomi yang dibahas adalah:
- Penandatanganan pengaturan karantina diharapkan dapat memajukan perdagangan produk pertanian.
- Manfaatkan skema ini Pekerjaan Musiman Regional (RSE) akan mengirim pekerja perkebunan musiman ke Selandia Baru.
- Kerjasama di sektor halal dan peningkatan investasi di sektor energi, pariwisata dan ketahanan pangan.
- Komitmen pendanaan sebesar NZD 15,7 juta untuk kerja sama energi panas bumi di bawah skema Program Energi Panas Bumi Indonesia-Aotearoa Selandia Baru/PINZ.
Ketigaterkait kerjasama pembangunan telah ditandatangani Pernyataan Kemitraan untuk tahun 2024-2026 antara Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Selandia Baru dan BAPPENAS. Selain itu, Indonesia mengundang Selandia Baru untuk bekerja sama dalam pengembangan proyek segitiga di kawasan Pasifik, termasuk Pusat Pelatihan Pertanian Regional di Raki-Raki, Fiji.
KeempatTerkait kerja sama keamanan, kedua Menlu membahas penanganan kejahatan lintas batas, penanggulangan terorisme, keamanan siber dan maritim, serta dunia yang bebas senjata nuklir, dan bertukar pikiran mengenai ancaman keamanan non-tradisional. Selanjutnya, dibahas pula bahwa Pembicaraan Pertahanan Bilateral akan diselenggarakan di Jakarta pada bulan September.
KelimaTerkait pemajuan hak asasi manusia, kedua negara sepakat untuk bekerja sama dalam pemajuan hak asasi manusia, khususnya melalui mekanisme Dewan Hak Asasi Manusia. Lebih lanjut, Menteri Luar Negeri RI menyampaikan apresiasi atas dukungan Selandia Baru terhadap pencalonan Indonesia sebagai anggota Dewan Hak Asasi Manusia tahun lalu.
KeenamKedua Menteri Luar Negeri membahas berbagai kerja sama lingkungan hidup:
- Kerjasama di sektor energi panas bumi melalui proyek Kamojang di Garut sejak tahun 1970an.
- Kerja sama untuk mencapai target emisi karbon nol sebelum tahun 2060.
- Penandatanganan Nota Kesepahaman kerja sama di bidang energi terbarukan dan konservasi energi pada bulan September.
Selain isu bilateral, kedua Menlu juga membahas isu regional dan global, termasuk membahas kembali pameran tersebut. Pameran Pasifik yang pertama kali dilakukan bersama lima tahun lalu, komitmen Indonesia terhadap Pasifik melalui penguatan kolaborasi dengan MSG dan PIF, dan dukungan Selandia Baru dalam proses pengajuan keanggotaan Indonesia di OECD.
Di akhir pertemuan, kedua Menlu menandatangani dokumen Rencana Aksi Indonesia – Kemitraan Komprehensif Selandia Baru untuk Periode 2025-2029yang memuat berbagai isu prioritas dan kerja sama konkret dalam kerangka Kemitraan Komprehensif kedua negara. (Humas Kementerian Luar Negeri/DNS)
NewsRoom.id









