Pengangkatan Yahya Sinwar menyusul pembunuhan pendahulunya, Ismail Haniyeh
Hamas telah menunjuk Yahya Sinwar sebagai pemimpin baru sayap politiknya, menggantikan Ismail Haniyeh, yang dibunuh di Teheran minggu lalu. Pengangkatan tersebut diumumkan dalam sebuah pernyataan singkat oleh kelompok militan Palestina tersebut pada hari Selasa.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Sinwar telah menjabat sebagai pemimpin kelompok itu di Gaza sejak 2017. Israel yakin dialah dalang di balik serangan 7 Oktober 2023 di Israel selatan, di mana Hamas menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang. Serangan itu memicu perang saat ini di Gaza, yang sejauh ini telah menewaskan hampir 40.000 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas.
Pejabat Israel meyakini Sinwar telah bersembunyi di jaringan terowongan Hamas di bawah Gaza sejak pembantaian yang diduga dilakukannya 10 bulan lalu.
Segera setelah pernyataan Hamas, Menteri Luar Negeri Israel Katz menyerukan agar Sinwar dibunuh.
“Penunjukan teroris ulung Yahya Sinwar sebagai pemimpin baru Hamas, menggantikan Ismail Haniyeh, adalah alasan kuat lainnya untuk segera melenyapkannya dan menyapu bersih organisasi keji ini dari muka bumi,” Katz menulis di X (sebelumnya Twitter) pada hari Selasa.

Pengumuman itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan, dengan Iran dan sekutunya mengancam akan membalas pembunuhan Haniyeh, yang mereka tuduhkan kepada Israel. Negara Yahudi itu tidak membenarkan atau membantah keterlibatannya.
Eskalasi tersebut telah mendorong AS untuk mengerahkan pasukan tambahan guna mempertahankan Israel jika terjadi serangan.
Awal tahun ini, Iran melancarkan serangan rudal dan pesawat nirawak berskala besar terhadap Israel sebagai balasan atas pengeboman konsulat Iran di Suriah. Pengeboman tersebut digagalkan dengan bantuan signifikan dari AS, Inggris, dan pasukan sekutu lainnya di kawasan tersebut.
Anda dapat membagikan cerita ini di media sosial:
Jaringan NewsRoom.id
Terkait
NewsRoom.id










