100 Persen Adalah Suara Asli

- Redaksi

Minggu, 18 Agustus 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

NewsRoom.id – Dalam kegaduhan 17 Agustus 2024, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengungkit pernyataan lama Presiden Jokowi yang dituding menggunakan penegakan hukum untuk melanggengkan langkah politiknya.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Tudingan Hasto itu berdasarkan video lama yang menyebut Jokowi menggunakan instrumen hukum seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kejaksaan Agung, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) untuk menghajar lawan politiknya.

Menanggapi hal tersebut, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo memberikan paparannya. Berikut analisisnya.

Analisis Ilmiah Rekaman Jokowi yang Disampaikan Hasto

Oleh: Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes

Sejak kemarin hingga dini hari tadi, gadget saya terus berdering dengan notifikasi yang menandakan ada pesan masuk untuk mengonfirmasi berita kebenaran Rekaman Suara Joko Widodo (Presiden Indonesia yang akan mengakhiri masa jabatannya di tahun 2024) sebagaimana disampaikan Hasto Kristiyanto (Sekjen PDI Perjuangan) usai upacara peringatan 17 Agustus di halaman Masjid At-Taufiq, Kampus PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu 17/8/2024.

Perlu ditegaskan sekali lagi bahwa selama 4 (empat) tahun terakhir saya tidak lagi menjadi bagian dari dan/atau berafiliasi kepada partai politik mana pun, setelah resmi mengundurkan diri secara terbuka dan melalui surat tertanggal 11 Maret 2020 (Supersemar).

Jadi analisis ini 1000% – bukan hanya 100% – murni ilmiah tanpa unsur politik apa pun, selain hanya demi kebenaran fakta ilmiah.

Intinya, kemarin Hasto memberikan keterangan pers di hadapan banyak wartawan. Tayangan berdurasi 2 menit 31 detik itu jelas memperlihatkan Hasto memutar Suara (yang berasal dari Video di ponselnya) pada TCR (Time Code Recorder) 1'30” hingga 1'59” yang didahului dengan kalimatnya “Tapi gambarnya tidak perlu”.

Pernyataan Hasto tersebut kemudian menjadi viral baik di media konvensional maupun berbagai platform media sosial, lengkap dengan berbagai komentar dan analisis (pura-pura) ilmiah dari sejumlah netizen.

Ada yang mengatakan bahwa Rekaman Audio tersebut hanya rekayasa belaka, mulai dari tuduhan editing, bahkan ada yang berani menuduh bahwa itu merupakan hasil karya AI (Artificial Intelligence) lengkap dengan contoh-contoh video AI dari kasus-kasus lain yang tidak ada kaitannya sebelumnya.

Terus terang saya sendiri jadi senyum-senyum sendiri membaca semua komentarnya, padahal ada pepatah yang mengatakan “Netizen itu selalu benar dalam berkomentar”, tapi kali ini (maaf) banyak sekali komentar – terutama yang jelas-jelas diduga berasal dari akun PengungRp/BuzzerRp – yang selalu terkesan “berani bicara karena ada yang bayar”.

Bahkan, karena ingin terlihat (berpura-pura) ilmiah, ada pula yang gegabah atau ceroboh mengambilnya begitu saja dari DeepFake dan/atau ReFace, padahal jauh dari itu.

Faktanya, rekaman suara yang semula berupa video (hanya saja Hasto sengaja tidak memperlihatkan tampilan visual tersebut kepada wartawan dengan cara membalikkan telepon genggamnya kemarin) memang 100% asli dari suara Joko Widodo saat memberikan sambutan pada Rakornas Forkominda (Rapat Koordinasi Nasional Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) yang digelar di SICC (Sentul International Convention Center), Sentul Selatan, Kabupaten Bogor pada Rabu (13/11/2019).

Total durasi pidatonya saat itu adalah 38 menit 53 detik sebagaimana dapat disaksikan selengkapnya di kanal YouTube resmi BPMI (Biro Pers, Media, dan Informasi) Sekretariat Presiden: youtu.be/4m2iiJoZEWA? dan penggalan kalimat asli sekitar 40 detik tersebut memang terdapat pada TCR 37'34” hingga 38'20” alias sesaat sebelum Joko Widodo mengakhiri pidatonya. Mengapa penggalan kalimat tersebut masih dapat dikategorikan asli, karena memang tidak ada unsur penyuntingan di dalamnya.

Definisi teknis tanpa unsur editing ini penting saya sampaikan di sini, karena masih banyak orang awam (atau yang “ngaku ahli”) yang belum bisa membedakan antara proses “cut to cut” dengan proses “insert” (penyisipan atau penambahan suara lain) yang sudah ada, atau bahkan “dubbing” (penggantian suara asli dengan suara lain, bisa orang lain atau sumber lain, misalnya atmosfer).

Maka sepanjang potongan rekaman tersebut hanya diambil dari rekaman asli saja tanpa disisipkan atau ditambahkan unsur suara lain di depan, di tengah, atau di belakangnya, maka seberapa pun pendeknya rekaman tersebut (dari durasi aslinya) tetap memenuhi syarat teknis sebagai suara asli, sebagaimana halnya potongan suara Joko Widodo dari keseluruhan video yang sudah dapat diketahui dengan jelas keasliannya.

Perlu dipahami pula bahwa terkadang rekaman potongan seperti ini dapat menimbulkan persepsi yang berbeda bagi yang mendengarnya, oleh karena itu saya menyajikan versi asli secara objektif dan bahkan menyediakan tautan lengkapnya agar dapat disimak secara langsung dan dimaknai secara individual. Namun, sekali lagi perlu dipahami bahwa jika potongan tersebut masih memenuhi kriteria Aslinya, maka seharusnya disebut Aslinya, bukan “Editing” apalagi “Engineering” (seperti komentar orang-orang yang mengaku ahli yang kini marak di media sosial).

Sebagai penutup, sebagai seseorang yang pernah mengajar mata kuliah “Penyuntingan Elektronik” di samping berbagai jabatan lain di ISI (Institut Seni Indonesia) selama 10 tahun dari tahun 1984 sampai dengan tahun 2004, sebelum menjadi anggota DPR dan berbagai karier lain, saya merasa perlu meluruskan apa yang memang perlu diluruskan dan mengkritisi apabila memang jelas diperlukan kritik.

Itulah makna “Kemerdekaan” sebagaimana kita memaknai hari ulang tahun Republik yang ke-79. Artinya, jangan takut untuk mengatakan kebenaran jika memang benar, apalagi jika bisa dijelaskan secara ilmiah seperti ini… KEMERDEKAAN.

NewsRoom.id

Berita Terkait

Koleksi Ember Popcorn Anaconda Edisi Terbatas Diluncurkan di Regal
Bintang RHOP Monique Samuels Mengatakan Mantan Suaminya Akan Terlibat dalam Kehidupan Kencannya: 'Kita Lihat Apa yang Terjadi'
Aktivitas polisi SFO: Terminal 1 Bandara Internasional San Francisco dibuka kembali setelah penyelidikan paket mencurigakan
Acara TV Fantasi AMC Favorit Penggemar Sekarang Streaming di Netflix
Salah satu pekerjaan terpenting di dunia sedang diperebutkan – Bisakah Sauli Niinistö atau Sanna Marin mendapatkannya?
Kode Promo Kalshi WTOP: Dapatkan Bonus $10 untuk NFL, Pasar Prediksi Bowl
Kode Promo Kalshi WTOP: Dapatkan Bonus $10 untuk Prediksi Olahraga Natal
Ada 'Sinyal' Permintaan Usut Surat Kabar yang Diumumkan Jokowi Diterima UGM

Berita Terkait

Sabtu, 27 Desember 2025 - 03:24 WIB

Koleksi Ember Popcorn Anaconda Edisi Terbatas Diluncurkan di Regal

Sabtu, 27 Desember 2025 - 02:53 WIB

Bintang RHOP Monique Samuels Mengatakan Mantan Suaminya Akan Terlibat dalam Kehidupan Kencannya: 'Kita Lihat Apa yang Terjadi'

Sabtu, 27 Desember 2025 - 02:22 WIB

Aktivitas polisi SFO: Terminal 1 Bandara Internasional San Francisco dibuka kembali setelah penyelidikan paket mencurigakan

Sabtu, 27 Desember 2025 - 01:51 WIB

Acara TV Fantasi AMC Favorit Penggemar Sekarang Streaming di Netflix

Sabtu, 27 Desember 2025 - 01:20 WIB

Salah satu pekerjaan terpenting di dunia sedang diperebutkan – Bisakah Sauli Niinistö atau Sanna Marin mendapatkannya?

Sabtu, 27 Desember 2025 - 00:18 WIB

Kode Promo Kalshi WTOP: Dapatkan Bonus $10 untuk Prediksi Olahraga Natal

Jumat, 26 Desember 2025 - 23:47 WIB

Ada 'Sinyal' Permintaan Usut Surat Kabar yang Diumumkan Jokowi Diterima UGM

Jumat, 26 Desember 2025 - 23:16 WIB

Habib Rizieq Kritik Menteri yang Remehkan Bantuan dari Malaysia: Sombong, Seharusnya Terima Kasih!

Berita Terbaru