Sebelum Turun Jabatan, Yasonna Pimpin Peringatan Hari Perlindungan

“Dengan meningkatnya kesadaran hukum di kalangan masyarakat, kita akan mewujudkan masyarakat yang lebih berperan aktif dalam penegakan hukum dan perlindungan hak asasi manusia,” kata Yasonna saat memimpin upacara terakhirnya sebagai Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Lebih lanjut, Menteri Hukum dan HAM menyampaikan, Kementerian Hukum dan HAM akan terus berupaya memperluas program pendidikan dan sosialisasi hukum.

“Sehingga masyarakat bukan hanya menjadi objek hukum, melainkan subjek aktif dalam mewujudkan keadilan,” tutur Yasonna.

Menteri Hukum dan HAM menyadari bahwa tantangan yang akan dihadapi Kementerian Hukum dan HAM sangat kompleks, mulai dari masalah terkait reformasi birokrasi, pelayanan publik, penegakan hukum, hingga penanganan kasus pelanggaran HAM. Namun, Menteri Hukum dan HAM yakin bahwa Kementerian Hukum dan HAM dapat mengatasi semua tantangan tersebut.

“Kita harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman, termasuk memanfaatkan teknologi informasi untuk mendukung upaya penegakan hukum dan pelayanan publik yang lebih baik,” kata Yasonna.

Lebih lanjut, Menteri Hukum dan HAM mengajak seluruh pejabat dan pegawai di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM untuk menanamkan prinsip dasar dalam menjalankan tugas, yakni integritas, profesionalisme, dan sikap melayani.

Menteri Hukum dan HAM juga mengimbau kepada para insan pelindungan untuk meningkatkan semangat kerja dan memberikan kontribusi nyata dalam rangka mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045.

“Keberhasilan kita tidak hanya diukur dari capaian-capaian yang telah kita raih, tetapi seberapa besar dampak positif dan manfaat yang kita berikan kepada masyarakat,” tutur Yasonna.

Nama Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly masuk dalam daftar reshuffle Kabinet Indonesia Maju pada Senin (19/8).

Menteri dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP digantikan oleh politikus Partai Gerindra, Supratman Andi Agtas.