NewsRoom.id – Pemerintah Indonesia telah resmi memberikan izin pengelolaan pertambangan kepada organisasi masyarakat (ormas) keagamaan, termasuk Muhammadiyah.
Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengatakan, pengelolaan tambang yang akan diserahkan kepada mereka tetap memperhatikan aspek lingkungan dan sosial masyarakat sekitar. “Salah satu hal yang diajarkan Islam adalah keseimbangan.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
“Keseimbangan dalam artian ya boleh mengeksploitasi tapi tidak boleh mengeksploitasi. Saya kira itu prinsip yang diajarkan Islam,” kata Mu'ti seperti dilansir Antara, Jakarta, Selasa (27/8/2024).
Mu'ti menuturkan, Allah Subhanahu Wa Ta'ala menciptakan kekayaan alam untuk kesejahteraan dan sumber penghidupan makhluk hidup. Ia pun mengutip surat Al Hadid yang menjelaskan tentang zat besi.
Oleh karena itu, katanya, Muhammadiyah ikut ambil bagian dalam pengelolaan tambang yang diberikan pemerintah.
Selain itu, keberlanjutan ekonomi di Indonesia masih sangat bergantung pada sumber daya alam.
“Oleh karena itu, kalau kita tidak boleh menambang sama sekali, saya kira Indonesia tidak akan bisa bertahan. Sebab, keberlanjutan ekonomi kita masih sangat bergantung pada sumber daya alam yang kita miliki,” katanya.
Namun menurut Mu'ti, aspek keseimbangan harus menjadi faktor kunci dalam pengelolaan tambang.
Muhammadiyah ingin eksplorasi dan konservasi berjalan beriringan. “Dan sebagian sumber daya alam itu memang sumber daya alam di minerba (mineral dan batu bara).
“Karena itu, yang penting adalah bagaimana menyeimbangkan eksplorasi dengan konservasi,” katanya. Sebelumnya, Muhammadiyah masih menunggu lokasi dan alokasi tambang yang diberikan pemerintah.
Namun, lahan bekas tambang PT Adaro Energy Tbk atau PT Arutmin Indonesia disebut-sebut menjadi lahan yang akan digarap Muhammadiyah.
Jaringan NewsRoom.id
Terkait
NewsRoom.id