NewsRoom.id – PDI Perjuangan berharap Gubernur DKI Jakarta 2018-2023 Anies Rasyid Baswedan membantu pasangan Pramono Anung – Rano Karno memenangkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024. Ketua DPP PDI Perjuangan Deddy Sitorus menyebut Anies Baswedan menjadi jembatan pemersatu penyembuhan polarisasi politik di Jakarta.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
PDI Perjuangan menjadikan penyembuhan polarisasi politik masyarakat di ibu kota negara sebagai salah satu prioritas penting yang harus diselesaikan Pramono-Rano jika memenangi pemilihan kepala daerah.
“Kami berharap Pak Anies mau bergabung dengan tim kami, bukan hanya untuk merebut kursi gubernur, tetapi juga untuk meredakan tensi Pilkada DKI Jakarta 2018 (2017),” kata Deddy saat ditemui di Kantor DPP PDI Perjuangan, Menteng, Jakarta Pusat (Jakpus), Rabu (28/8/2024).
Pemilihan Gubernur Jakarta tahun 2017 masih menjadi catatan pahit bagi PDI Perjuangan. Saat itu, Partai Banteng Moncong Putih mendukung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur (cagub – cawagub) Basuki Tjahjapurnama alias Ahok, bersama Djarot Saiful Hidayat.
Ahok, saat itu belum menjadi kader PDI Perjuangan. Sementara Djarot, adalah kader PDI Perjuangan sejati. Baru pada tahun 2019, setelah bebas dari penjara karena kasus penistaan agama Islam, Ahok mengenakan seragam PDI Perjuangan. Pada tahun 2017, Ahok-Djarot kalah dari pasangan Anies Baswedan-Sandiago Uno.
PDI Perjuangan masih menganggap kemenangan Anies saat itu karena menggunakan politik agama dan politik identitas. Menurut Deddy Sitorus, pengalaman itu menjadi salah satu batu sandungan bagi Anies untuk bisa dimajukan PDI Perjuangan di Pilkada Jakarta 2024.
Mengingat, Ahok yang telah resmi menjadi kader PDI Perjuangan juga memiliki basis dukungan yang kuat di Jakarta. Sehingga membuat Ketua Umum Megawati Sukarnoputri tidak menunjuk Anies atau Ahok, melainkan mengambil jalan tengah dengan mengusung Pramono Anung dan Rano Karno di Pilkada Jakarta.
“Ada tarik menarik antara dua budaya ini (Anies dan Ahok) yang kemudian masih butuh proses untuk bisa bersatu. Masih butuh proses untuk bisa bersinergi. Di titik itulah, PDI Perjuangan memandang perlu untuk mendorong Pak Pramono Anung dan Bung Rano Karno sebagai solidaritas agar ada proses sejarah, proses politik bagi bangsa ini kelak, membuat Jakarta mampu melupakan masa lalu yang cukup buruk dalam kontestasi politik,” kata Deddy.
PDI Perjuangan, kata Deddy, juga berharap Anies, Ahok, Pramono, dan Rano bisa saling bertukar pengalaman untuk memulihkan persatuan masyarakat dari polarisasi selama ini. “Jadi ini nanti, kita harapkan, mudah-mudahan, dengan kedermawanan Bapak Anies, Ahok, Bapak Pramono Anung, dan Bapak Rano Karno, bisa menjembatani,” kata Deddy.
NewsRoom.id