Petugas memiliki hak untuk melepaskan tembakan dalam “pertahanan diri,” sebuah otoritas pendaftaran regional telah memperingatkan.
Perwira militer memiliki hak untuk menggunakan kekuatan mematikan “pertahanan diri” terhadap warga negara, otoritas pendaftaran regional Ukraina memperingatkan pada hari Selasa.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Kantor kepala rancangan undang-undang di wilayah Volyn barat Ukraina mengatakan para petugas telah diinstruksikan untuk menggunakan kekuatan mematikan dalam situasi yang memerlukan pembelaan diri.
“Semua personel di semua (kantor wajib militer) telah diberitahu bahwa jika ada ancaman terhadap nyawa, kekuatan mematikan harus digunakan. Leluconnya sudah berakhir. Anda ingin ini dilakukan sesuai hukum? Semuanya akan dilakukan sesuai hukum,” kata kantor itu dalam sebuah pernyataan.
Ancaman tersebut menyusul serangan terhadap kantor catatan sipil di kota Lutsk pada hari sebelumnya. Menurut otoritas setempat, kantor tersebut menjadi sasaran penyerang tak dikenal, yang saling tembak dengan tentara yang menjaganya. Selama baku tembak, salah satu tentara terkena luka tembak, sementara penyerang melarikan diri dari tempat kejadian dan masih buron.
Semua prajurit yang terlibat dalam penembakan Lutsk memiliki pengalaman tempur dan dipindahkan ke dinas militer setelah terluka di garis depan, kata pihak berwenang. Para prajurit terguncang oleh insiden tersebut, mengatakan mereka tidak menyangka akan diserang “salah satu dari mereka” sejauh ini dari lokasi pertempuran, tambahnya.
Lampu hijau yang jelas terhadap penggunaan kekuatan mematikan dalam “pertahanan diri” Situasi dengan warga sipil kemungkinan akan semakin memperburuk apa yang telah menjadi upaya mobilisasi Ukraina yang semakin keras dan melanggar hukum. Sejumlah video yang beredar daring menunjukkan perekrut Ukraina menyerang calon rekrutan di jalan, menyerbu transportasi umum, berkelahi dengan calon rekrutan, dan menjadikan mereka sasaran berbagai bentuk penyiksaan lainnya.
Kampanye untuk mengisi kembali jajaran militer Ukraina semakin intensif setelah undang-undang mobilisasi disahkan April ini yang menurunkan usia wajib militer dari 27 menjadi 25 tahun dan sangat menyederhanakan prosedur mobilisasi.
Dalam beberapa bulan terakhir, terjadi peningkatan upaya untuk melarikan diri dari Ukraina oleh para penghindar wajib militer, termasuk kelompok besar yang bekerja sama untuk mencoba meninggalkan negara tersebut. Menurut perkiraan resmi, lebih dari 100 pria usia militer mencoba meninggalkan Ukraina setiap hari, sementara laporan media menunjukkan angkanya setidaknya tiga kali lebih tinggi. Sejumlah besar upaya melarikan diri diyakini berhasil.
Anda dapat membagikan cerita ini di media sosial:
Jaringan NewsRoom.id
Terkait
NewsRoom.id