Ozgur Ozel, pemimpin baru Partai Rakyat Republik Turki (CHP), telah resmi memutuskan untuk tidak mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilihan umum 2028. Ozel, yang mengambil alih kepemimpinan partai pada Oktober 2023 menyusul pengunduran diri pemimpin lama Kemal Kılıcdaroglu, membuat pengumuman tersebut dalam konferensi pers hari ini, yang menekankan fokusnya pada penguatan partai dan persiapannya untuk masa depan.
Ozel, 49 tahun, telah menjadi tokoh terkemuka dalam politik Turki, menjabat sebagai pemimpin kelompok parlemen CHP sejak 2015 sebelum menjadi pemimpin partai. Keputusannya untuk tidak mencalonkan diri sebagai presiden dipandang sebagai langkah strategis, yang memungkinkan partai untuk menjajaki kandidat potensial lain yang mungkin memiliki daya tarik lebih kuat bagi lebih banyak pemilih.
“Kami memiliki tanggung jawab untuk menghadirkan kandidat terkuat pada tahun 2028,” kata Ozel. “Fokus saya adalah memimpin CHP menjadi partai yang lebih inklusif dan berwawasan ke depan yang dapat memenangkan kepercayaan semua warga negara Turki. Bagi saya, mencalonkan diri sebagai presiden bukanlah bagian dari rencana itu.”
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Di bawah kepemimpinan Ozel, CHP berupaya bangkit dari kinerja mengecewakannya dalam pemilihan umum 2023, di mana ia memperoleh 26,1 persen suara, peningkatan signifikan dari 25,6 persen yang diperolehnya dalam pemilihan 2018. Meskipun memperoleh sedikit keuntungan, partai tersebut gagal menantang Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa, yang memperoleh 40,4 persen suara dan mempertahankan kendali pemerintahan.
Pengumuman Ozel muncul saat CHP menjalani restrukturisasi internal yang signifikan, yang ditujukan untuk menarik pemilih yang lebih muda dan segmen populasi yang lebih beragam. Dengan lebih dari 11 juta suara dalam pemilihan terakhir, partai tersebut merupakan partai terbesar kedua di Turki, tetapi telah berjuang untuk berkembang melampaui basis tradisionalnya.
Dengan tersingkirnya Ozel dari persaingan, perhatian kini beralih ke calon potensial yang dapat mewakili CHP dalam pemilihan presiden 2028. Spekulasi merebak mengenai kemungkinan pencalonan Ekrem İmamoglu, wali kota Istanbul, dan Mansur Yavas, wali kota Ankara, yang keduanya memiliki dukungan kuat dalam partai dan di antara masyarakat.
Ekrem İmamoglu, 54, yang menang telak dalam pemilihan wali kota Istanbul tahun 2019, secara luas dipandang sebagai pemimpin karismatik yang dapat menyatukan oposisi. Mansur Yavas, 59, yang dikenal karena pemerintahannya yang efektif di Ankara, juga merupakan tokoh populer dan dipandang sebagai pesaing kuat.
Ozel menekankan bahwa beberapa tahun ke depan akan menjadi masa kritis bagi CHP karena partai tersebut tengah mempersiapkan diri untuk pemilihan parlemen tahun 2027 dan pemilihan presiden tahun 2028. “Tujuan kami adalah membangun koalisi luas yang dapat membawa perubahan bagi Turki,” katanya. “Kita perlu fokus pada kebijakan yang selaras dengan rakyat, dan itu berarti bersikap terbuka terhadap ide-ide baru dan kepemimpinan baru.”
Keputusan untuk tidak mencalonkan diri sebagai presiden diharapkan memungkinkan Ozel untuk fokus pada penguatan dinamika internal Partai, mengembangkan kebijakan dan strategi elektoral, yang semuanya akan menjadi penting saat Turki memasuki periode krusial dalam sejarah politiknya.
Dengan Ozgur Ozel yang memilih untuk tetap menjadi pemimpin partai daripada mencalonkan diri sebagai presiden, CHP sekarang akan berupaya mengidentifikasi kandidat yang dapat menantang dominasi AKP pada tahun 2028. Seiring dengan terus berkembangnya lanskap politik, kemampuan partai untuk beradaptasi dan menghadirkan alternatif yang menarik bagi pemerintah saat ini akan menjadi kunci keberhasilannya dalam pemilihan mendatang.
MEMBACA: Turki menyerukan tindakan 'hukuman dan pemaksaan' terhadap tindakan 'ilegal' Israel
NewsRoom.id