NewsRoom.id – Pengamat politik Refly Harun menduga Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan tekanan hukum kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri agar berhenti mendukung Anies Baswedan di Pilgub Jakarta 2024.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Berdasarkan spekulasi yang beredar, permasalahan hukum tersebut adalah pemeriksaan keponakan Megawati, Riyan Dediano, atas dugaan korupsi di Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) oleh Komisi Pemilihan Umum di tengah pendaftaran akhir Pemilihan Gubernur DKI Jakarta.
“Lalu bagaimana bisa Jokowi menekan orang seperti Megawati dan Megawati mengalah, itu pertanyaannya tentu, mungkin banyak spekulasi, misalnya masalah hukum mungkin,” katanya, dikutip dari YouTube Refly Harun, Kamis (29/8).
“Baru-baru ini terkait masalah hukum, ada berita mengenai pemeriksaan keponakan Megawati, misalnya KPK memeriksa keponakan Megawati, Riyan Dediano terkait kasus DJKA, Hasto, ya bisa saja, tapi apakah Hasto akan menjadi pertimbangan bagi Megawati?” imbuhnya.
Diketahui, Riyan Dediano, calon legislatif (caleg) PDIP dari Daerah Pemilihan VIII Jawa Timur yang juga keponakan Megawati Soekarnoputri, diperiksa di Gedung Merah Putih KPK, Senin (26/8/2024).
Riyan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Dion Renato Sugiarto (DRS) selaku Direktur PT Istana Putra Agung dkk terkait penyidikan pengaturan lelang dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
“Saat ini kami sedang mendalami hal tersebut terkait pengaturan lelang,” kata Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto saat dikonfirmasi, Selasa (27/8), dikutip dari NewsRoom.id Indonesia.
Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga telah memeriksa kader PDIP bernama Hasto Kristiyanto, Yoseph Aryo Adhi Dharmo, dan Sadarestuwati.
NewsRoom.id