NewsRoom.id – Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto pernah mengutarakan keinginannya agar industri pertahanan dalam negeri mampu membangun kapal perusak.
Untuk mewujudkan keinginan tersebut, pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan, Indonesia harus banyak belajar. Sebab, tidak mudah membuat kapal perusak.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Sebagai pejabat yang telah dilantik sebagai presiden terpilih, Fahmi mengakui bahwa Prabowo telah menunjukkan komitmennya untuk terus memperkuat TNI. Termasuk TNI AL. Namun, untuk membangun dan membuat kapal perusak, diperlukan kerja keras. Pilihan yang paling memungkinkan adalah belajar dari negara-negara yang telah terbukti andal dalam memproduksi kapal perusak.
“Saat ini, kami ingin mendapatkan keuntungan lebih dari pembelian alutsista,” ujarnya.
Pernyataan itu disampaikan Fahmi saat berbincang dengan Jawa Pos, Minggu (1/9). Dalam berbagai pengadaan alutsista, pemerintah melalui Kementerian Pertahanan berupaya memaksimalkan Transfer of Technology (ToT). “Artinya, kita tetap akan belanja dari luar dulu, tetapi dengan penguatan skema offset, Transfer of Technology, dan joint production,” jelasnya. Cara ini sudah diterapkan dalam beberapa pengadaan.
Misalnya, pengadaan kapal selam dengan Korea Selatan. Berkat kerja sama yang baik, PT PAL Indonesia kini mampu membangun kapal selam di galangan kapalnya sendiri. “Konsep yang selama ini berjalan tinggal diperkuat. Sehingga lebih bermanfaat bagi sasaran kemandirian alutsista dalam negeri,” terangnya.
Jadi di mana Indonesia harus belajar membangun dan memproduksi kapal perusak sendiri?
Fahmi mengatakan, dengan konstelasi politik saat ini, pilihan yang paling logis adalah bekerja sama dengan negara-negara NATO. “Artinya ada Inggris, Prancis, Jerman. Kira-kira seperti itu,” tuturnya. Keinginan Menhan Prabowo agar industri pertahanan dalam negeri mampu membangun kapal perusak sendiri itu diutarakannya saat mengunjungi galangan kapal PT PAL Indonesia di Surabaya, Jawa Timur pada 23 Januari 2024.
Saat itu, Prabowo menyinggung program modernisasi yang tengah dilakukan pemerintah terhadap puluhan kapal perang TNI AL.
“Mungkin setelah modernisasi ini, kita harus membuat kapal perusak. Kita harus membuat kapal serang ringan yang lebih modern, berkecepatan tinggi, persenjataan yang kuat, tetapi radarnya rendah. Sehingga bisa bergerak tanpa terdeteksi, kalau bisa siluman,” jelas mantan Pangkostrad itu seperti tertulis dalam siaran pers.
NewsRoom.id