NewsRoom.id – Tersangka kasus pemerkosaan dan pembunuhan gadis penjual gorengan di Padang Pariaman, Sumatera Barat, IS, kabur membawa uang Rp200.
IS bertahan selama 11 hari bersembunyi dari polisi dengan uang tersebut.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Uang itu berasal dari gaji IS sebagai tukang listrik.
IS sengaja meminta uang kepada bosnya usai memperkosa dan membunuh Nia Kurnia Sari (18).
“Apakah uangnya cukup atau tidak, buktinya IS berhasil bertahan hingga kami tangkap,” kata Kapolda Sumbar, Irjen Suharyono, seperti dilansir TribunPadang.com.
Selain gaji, IS yang memahami tempat persembunyiannya dapat memenuhi kebutuhan logistiknya dengan berbagai cara.
Mengingat, lokasi pelarian ISIS masih di sekitar ladang, persawahan, barang bukti dan pemukiman warga.
ISIS juga terlihat memasuki gubuk petani di daerah tersebut.
“Terkait bantuan logistik dari pihak lain, kami belum bisa memastikan dan harus menelusuri lebih lanjut,” terang Suharyono.
Polisi tidak menutup kemungkinan bahwa selama pelariannya, logistik IS disediakan oleh saudara atau teman bermainnya.
Namun, Suharyono mengatakan anggotanya telah memutus jalur logistik ISIS sejak melakukan pengejaran ke dalam hutan.
Menurutnya, hal itulah yang membuat ISIS makin terpojok dan tak mampu melarikan diri lagi.
Kronologi Pembunuhan Gadis Penjual Gorengan
Kejadian bermula saat Nia berjualan gorengan pada Jumat (6/9/2024) mulai pukul 16.00 WIB di sekitar Nagari Guguak, 2×11 Enam Lingkung, Padang Pariaman.
Sekitar pukul 17.00 WIB, terlihat empat pemuda duduk di sebuah warung sambil memperhatikan Nia dari kejauhan.
Salah satu dari keempat pemuda itu adalah ISIS.
Kemudian, mereka membeli gorengan yang dijual Nia.
Saat itu kondisi di sekitar lokasi sedang mengalami hujan deras.
Setelah membeli gorengan, IS punya ide untuk memperkosa Nia.
Diketahui, pelaku sempat berniat melampiaskan nafsunya kepada korban sebanyak tiga kali.
Kemudian sekitar pukul 18.25 WIB, IS melihat korban di Pasar Gelombang saat berjalan pulang.
Kemudian, pelaku berpisah dengan ketiga temannya dan mengikuti korban.
Sekitar pukul 18.30 WIB, IS menghentikan korban dan menyanderanya.
ISIS rupanya telah menyiapkan tali rafia merah untuk mengikat korban, agar lebih mudah melancarkan niat jahatnya terhadap gadis penjual gorengan itu.
Awalnya ISIS tidak berniat membunuh Nia.
“Awalnya, saat korban disandera, ISIS tidak berniat membunuhnya, melainkan memperkosanya,” kata Suharyono.
Namun, ternyata Nia melakukan perlawanan.
IS akhirnya menyandera korban selama enam menit hingga ia pingsan.
Setelah itu, IS memperkosa korban dan langsung menguburnya dalam waktu singkat, sekitar pukul 19.30 WIB.
Pukul 20.00 WIB, IS pulang ke rumah dan mengganti pakaiannya yang kotor dan basah akibat cuaca hujan.
Setengah jam kemudian, IS kembali ke toko tempat terakhir kali ia bertemu Nia.
Korban kemudian ditemukan dua hari kemudian, Minggu (8/9/2024), terkubur tanpa pakaian.
Akhir Pelarian IS
Perburuan IS (28), tersangka pembunuhan penjual gorengan Nia Kurnia Sari akhirnya berakhir, Kamis (19/9/2024).
Tersangka ditangkap di loteng rumah kosong yang terletak di Padang Kabau, Desa Kayu Tanam, 2X11 Kayu Tanam, Padang Pariaman.
Kapolsek Padang Pariaman AKBP Ahmad Faisol Amir membenarkan penangkapan ISIS.
“Berdasarkan foto, data, dan fakta yang kami miliki, kami dapat memastikan bahwa orang yang kami amankan adalah ISIS,” katanya, Kamis, seperti dilansir TribunPadang.com.
Faisol menjelaskan, IS ditangkap sekitar pukul 14.30 WIB oleh tim gabungan dari Polres Padang Pariaman dan Polda Sumatera Barat (Sumbar).
Tak lama setelah ditangkap, IS langsung dibawa ke Mapolres Padang Pariaman.
Penangkapan IS bermula saat polisi mendapat informasi dari warga.
Penghuninya merasa ada sesuatu yang aneh di rumah mereka.
Rumah itu kosong karena pemiliknya tinggal di rumah lain.
Namun saat mendatangi rumah tersebut, warga merasa curiga karena rumah tersebut terkunci dari dalam.
Mengetahui kejadian aneh tersebut, warga pun langsung melaporkannya ke pihak kepolisian.
Polisi yang menerima laporan langsung mendatangi lokasi dan mendobrak pintu utama rumah.
Setelah memasuki rumah, petugas menemukan sesuatu yang mencurigakan.
Akhirnya petugas polisi melakukan pencarian.
“Pelaku berhasil kami amankan di loteng rumah sambil bersembunyi,” kata Faisol.
Saat ditangkap, IS hanya mengenakan celana pendek hijau tanpa baju.
Dalam video penangkapan yang beredar, IS terlihat bersembunyi di loteng.
Proses penangkapan berlangsung menegangkan, disertai suara tembakan yang diduga berasal dari polisi yang melakukan penangkapan.
Puluhan warga dan polisi mengepung rumah tempat ISIS bersembunyi.
Akhirnya, polisi berhasil menarik IS turun dari loteng.
NewsRoom.id