NewsRoom.id – Tujuh jenazah remaja ditemukan mengapung di Sungai Jatiasih, Kota Jatiasih, Jawa Barat pada Minggu (22/9/2024) pagi.
Sebelum penemuan mayat tersebut ramai diberitakan di media massa, seorang warga yang tinggal di dekat tempat ditemukannya mayat menceritakan apa yang dialaminya.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Ariel, nama pria tersebut, mengaku melihat sekitar 20-an remaja turun ke sungai pada Sabtu (21/9/2024) dini hari sekitar pukul 03.00 WIB.
Dikutip Warta Kota dari laman Facebook TribunBekasi, Ariel mengaku para remaja itu berlarian karena takut dikejar sesuatu, bahkan ada yang tidak mengenakan alas kaki.
Menurutnya, kondisi remaja itu juga basah.
Beberapa remaja juga bertanya kepadanya di mana jalan keluar sungai itu.
“Mereka menanyakan jalan keluar, lalu saya menunjukkan jalan utama,” jelasnya.
Saat itu, Ariel menduga ke-20 remaja tersebut merupakan tersangka tawuran yang tengah dikejar polisi.
Namun wajah mereka cukup asing di telinga Ariel sehingga ia menduga kalau mereka bukan penduduk lokal.
Polisi Selidiki Insiden Itu
Sebagai informasi, tujuh jenazah ditemukan mengapung di permukaan air, Minggu (22/9/2024) sekitar pukul 05.30 WIB.
Seorang saksi mata bernama Suci mengaku awalnya tengah mencari seekor kucing peliharaan di sekitar sungai Bekasi, kemudian melihat ada 7 mayat yang mengapung.
Temuan ini kemudian dilaporkan ke polisi.
Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal (Pol) Karyoto yang mendatangi lokasi kejadian memastikan pihaknya akan melakukan investigasi mendalam terkait penyebab tewasnya tujuh pemuda di Kali Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat.
Menurut informasi, ketujuh pemuda tersebut sebelumnya sempat melarikan diri bersama teman-temannya saat berkumpul dan kemudian dibubarkan oleh pihak kepolisian.
Mereka dicurigai ingin berkelahi.
Meski demikian, Irjen Karyoto mengatakan pihaknya akan mendalami apakah polisi yang membubarkan para remaja tersebut bekerja sesuai ketentuan yang berlaku atau tidak.
Untuk mengusut masalah ini, Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Mabes Polri akan dilibatkan.
“Untuk langkah selanjutnya kita libatkan Mabes Propam,” kata Kapolda Metro Jaya Irjen (Pol) Karyoto saat diwawancarai di Kali Bekasa, Minggu (22/9/2024).
Mencegah Perkelahian
Menurutnya, apabila anggota lalai dalam penggerebekan terhadap para remaja tersebut, maka pihak kepolisian yang akan bertanggung jawab.
“Kita lihat saja apakah ada kelalaian dari pihak mana pun, kita akan minta pertanggungjawaban,” terang Karyoto.
Sepiring Gunung dan Lautan dari Alor Artikel Kompas.id Namun, Karyoto enggan menyalahkan kegiatan patroli polisi untuk mencegah tawuran di daerah itu.
“Saya katakan patroli itu tidak salah. Dan kenapa patroli itu lewat sini, karena patroli itu datang pukul 03.00 WIB, sedangkan masyarakat normal pada saat itu pasti sedang istirahat,” jelasnya.
Karyoto mengatakan, saat kejadian, sekitar puluhan remaja kedapatan sedang nongkrong di sebuah warung kecil di pinggir Kali Jatinegara, kawasan industri Cipendawa.
Sekitar pukul 03.00 WIB, tim patroli perintis presisi datang untuk melakukan penggerebekan. Kepada polisi, para remaja tersebut mengaku tengah merayakan ulang tahun.
Namun, beberapa remaja panik dan memilih untuk melompat ke sungai.
Selain itu, 15 remaja juga ditangkap oleh polisi. Kemudian, tiga di antaranya ditetapkan sebagai tersangka karena kedapatan membawa senjata tajam saat nongkrong.
Pada Minggu pagi, tujuh jenazah pria ditemukan tewas mengapung di sebuah sungai di Kota Bandung. Tujuh jenazah yang belum diketahui identitasnya itu telah dibawa ke RS Polri Kramatjati untuk dilakukan pemeriksaan. Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Kota Bandung, Kompol Audy
NewsRoom.id