Diklaim Melanjutkan Keputusan Masyarakat IKN, PKS Minta Jokowi Tak Mengada-ada: 57% Tak Setuju

- Redaksi

Jumat, 27 September 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

NewsRoom.id – Wakil Ketua Dewan Syuro PKS Hidayat Nur Wahid menilai tidak pantas Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan pemindahan ibu kota negara merupakan keputusan seluruh rakyat, sebab pernyataan tersebut tidak sesuai fakta di lapangan. tanah. tanah.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

“Apa yang disampaikan Pak Jokowi berbeda dengan fakta di lapangan. Sebab kalau dia bilang begitu, itu keputusan seluruh rakyat Indonesia yang diwakili seluruh anggota DPR. Ternyata dari dua survei tersebut mayoritas, lebih dari 57 persen warga Indonesia, ternyata tidak setuju pindah ke IKN, ujarnya di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat (27/9/2024).

Wakil Ketua MPR ini menyatakan, sejak awal usulan undang-undang tentang IKN, fraksinya sudah menolaknya. Ia meminta Presiden Jokowi menyampaikan segala sesuatunya kepada masyarakat terkait IKN.

Jadi apa yang disampaikan Pak Jokowi tidak sesuai dengan apa yang ada di lapangan, dan ya, lebih baik disampaikan apa adanya, kata pria yang juga akrab disapa HNW itu.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo menegaskan, keputusan politik pemindahan ibu kota dari Jakarta ke nusantara bukanlah keputusannya sendiri.

Hal itu diungkapkannya dalam sambutannya saat membuka Rakornas Badan Amil Zakat Nasional, Rabu (24/9/2024), saat meninjau gagasan pemindahan ibu kota menuju pengembangan Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Itu bukan keputusan yang mudah, tapi itu sudah kita putuskan, kita juga sudah memberikan izin kepada DPR,” kata Jokowi dalam acara yang digelar di Istana Negara, IKN,.

“Saya menyampaikan pidato lisan pada Rapat Paripurna tanggal 16 Agustus (2019), dilanjutkan dengan pemaparan undang-undang tentang Ibu Kota Kepulauan, dan disetujui oleh 93 persen fraksi di DPR,” imbuhnya.

Saat RUU IKN dibawa ke DPR, mayoritas fraksi di Senayan memang cepat. Untuk urusan krusial itu, DPR hanya butuh waktu 43 hari untuk membahasnya.

Tercatat hanya Fraksi PKS – yang saat itu masih oposisi terhadap pemerintah – yang menolak. Partai Demokrat yang saat itu juga mengaku menentang pemerintahan Jokowi pun mengamini dengan catatan.

NewsRoom.id

Berita Terkait

Solid Satu Suara, DPW PSI Babel Dukung Kaesang Jadi Ketum
Soundcore oleh anker earbuds turun ke harga hampir gratis sebelum Hari Peringatan, 60K Review mengatakan ya
Saks Global dan otentik mencoba menyia -nyiakan pasar mewah
Makan kue, menurunkan berat badan: belajar membalikkan aturan diet
Tirzepatide vs Semaglutide: Penelitian baru mengungkapkan perbedaan metabolisme yang mengejutkan
Elang ini menemukan sinyal lalu lintas untuk menyergap mangsanya
Merek aksesori Turki Serena Uziyel membuka toko di Manhattan
Apa alam semesta hologram? Persamaan Schrödinger yang berumur 100 tahun masih memiliki kunci

Berita Terkait

Minggu, 25 Mei 2025 - 20:51 WIB

Solid Satu Suara, DPW PSI Babel Dukung Kaesang Jadi Ketum

Jumat, 23 Mei 2025 - 22:01 WIB

Soundcore oleh anker earbuds turun ke harga hampir gratis sebelum Hari Peringatan, 60K Review mengatakan ya

Jumat, 23 Mei 2025 - 19:56 WIB

Saks Global dan otentik mencoba menyia -nyiakan pasar mewah

Jumat, 23 Mei 2025 - 18:54 WIB

Makan kue, menurunkan berat badan: belajar membalikkan aturan diet

Jumat, 23 Mei 2025 - 17:52 WIB

Tirzepatide vs Semaglutide: Penelitian baru mengungkapkan perbedaan metabolisme yang mengejutkan

Jumat, 23 Mei 2025 - 14:15 WIB

Merek aksesori Turki Serena Uziyel membuka toko di Manhattan

Jumat, 23 Mei 2025 - 13:13 WIB

Apa alam semesta hologram? Persamaan Schrödinger yang berumur 100 tahun masih memiliki kunci

Jumat, 23 Mei 2025 - 12:11 WIB

Kebisingan kuantum? Menghilang – dalam eksperimen cermin fisika ulang

Berita Terbaru

Arbi Leo bersama Ketua Umum Partas Solidaritas Indonesia (PSI)

Headline

Solid Satu Suara, DPW PSI Babel Dukung Kaesang Jadi Ketum

Minggu, 25 Mei 2025 - 20:51 WIB

Headline

Saks Global dan otentik mencoba menyia -nyiakan pasar mewah

Jumat, 23 Mei 2025 - 19:56 WIB