NewsRoom.id – Pengamat politik Rocky Gerung menilai kelompok preman yang membubarkan diskusi di Hotel Grand Kemang pada Sabtu 28 September adalah orang-orang yang diperintah.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Rocky Gerung menyayangkan kejadian tersebut. Ia menilai hal tersebut merupakan tindakan yang melemahkan demokrasi.
“Tentu ada yang menyerukan agar dibubarkan. Namun kebebasan berekspresi adalah hak setiap warga negara, ujarnya, dikutip Minggu 29 September 2024.
Acara diskusi tersebut dihadiri sejumlah tokoh. Seperti Reffly Harun, Abraham Samad, Din Syamsudin, mantan Menteri Agama Fachrurozi, Sunarko, Chusnul Mariyah, Siti Fadilah dan Refly Harun.
Dilihat dari video yang beredar, sekelompok orang tak dikenal memasuki ruang acara dan merusak lokasi. Mereka menurunkan spanduk, membanting kursi dan mikrofon, serta mengusir semua orang yang berada di dalam.
Rocky Gerung mengatakan, bagi yang tidak suka dengan pembahasan sebaiknya diadakan diskusi tandingan. Belum lagi membubarkan acara tersebut.
“Jika ada warga yang tidak setuju, mereka bebas mengutarakan pendapatnya. Ya, dengan kontradiskusi, bukan dengan membubarkan diskusi, ujarnya.
Menurut Rocky Gerung, kelompok preman yang mengganggu acara tersebut tidak paham karena ada yang mengutus.
“Jadi sangat disayangkan jika dipahami bahwa pihak-pihak yang membubarkan dan mengganggu forum tanah air di Kemang hanya sekedar memberi perintah, dan tidak memahami apa yang dibicarakan,” ujarnya.
Ia mengatakan, rezim Jokowi banyak melakukan upaya teror terhadap pikiran rakyatnya.
“Jadi sangat jelas rezim ini masih berusaha meneror pikiran,” ujarnya.
“Jadi saya paham sebagian orang pasti butuh uang,” tutupnya.
Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Selatan Kompol Ade Rahmat Idnal mengatakan pihaknya telah memeriksa kamera pengintai atau CCTV untuk mengidentifikasi pelaku yang terlibat kerusuhan.
“Iya, beberapa rekaman ponsel & CCTV sudah kami ambil untuk mengidentifikasi pelaku agar bisa ditangkap dan melanjutkan proses hukum,” ujarnya kepada awak media, Sabtu 28 September 2024.
Sejauh ini puluhan terduga pelaku sudah teridentifikasi.
“5-10 orang sedang diidentifikasi,” katanya.
NewsRoom.id