3 Mahasiswa Terpaksa Pulang ke Pandeglang, Tunggakan SPP Rp 42 Juta, Ternyata Keluarga Pemilik Yayasan

- Redaksi

Minggu, 27 Oktober 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

NewsRoom.id – Video seorang siswa berprestasi yang dipulangkan secara paksa oleh pihak sekolah di Kabupaten Pandeglang, Banten, viral di media sosial.

Diketahui mereka adalah Faeza (11), Farraz (10), dan Fathan (7) yang bersekolah di Islamic Center Herwansyah Foundation (ICH), Pandeglang.

Defi Fitriani, ibu tiga bersaudara, menceritakan kronologis kejadian yang menimpa anak-anaknya.

Ia mengatakan, semua bermula ketika tiga pelajar dipulangkan secara paksa usai libur Idul Fitri 2024.

“Kejadiannya tanggal 22 April 2024, hari pertama setelah libur Idul Fitri

“Anak saya terpaksa dipulangkan sekolah karena biaya,” ujarnya, dikutip dari kanal YouTube tvOneNews, Minggu (27/10/2024).

Defi melanjutkan ceritanya, dia dan suaminya mendatangi sekolah anaknya untuk bernegosiasi.

Sebagai orang tua, keduanya berharap ketiga anaknya bisa dipulangkan bersama siswa lainnya setelah jam sekolah berakhir.

Namun, pihak sekolah tetap menolak memulangkan mereka saat kelas masih berlangsung.

“Yayasan mewajibkan datang jam 10 pagi dan didampingi mobil operasional sekolah serta didampingi 3 orang guru,” imbuhnya.

Soal tunggakan Rp 42 juta

Dalam kesempatannya, Defi juga menjelaskan tunggakan dana sekolah sebesar Rp42 juta.

Dia menjelaskan, tunggakan tersebut bukan hanya Sumbangan Pengembangan Pendidikan (SPP).

Namun juga terkait dengan uang pembangunan, seragam, bahkan buku pelajaran.

Sedangkan biaya pendidikan bulanan sebesar Rp350 ribu untuk anak pertama, Rp300 ribu untuk anak kedua, dan Rp250 ribu untuk anak terakhir.

Defi mengaku awalnya ketiga anaknya tidak dipungut biaya karena masih satu keluarga dengan pemilik yayasan.

“Tunggakannya sudah lama sekali karena saya dulu aktif di sebuah yayasan, saya juga berasal dari keluarga yang punya yayasan. Setelah konflik keluarga, tagihan pun timbul.”

“Komitmen (awal) adalah tidak ada pembiayaan (pembayaran) untuk anak-anak saya.”

“Setelah ada konflik keluarga, koleksinya dihilangkan. “Anak saya jadi korban,” tegasnya.

Mediasi berakhir dengan jalan buntu

Defi mengungkapkan, dirinya dan suaminya selama ini memperjuangkan keadilan.

Ia telah meminta bantuan kepada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) Kabupaten Pandeglang.

Dindikpora memfasilitasi mediasi antara Defi dan yayasan.

Namun hasil mediasi menemui jalan buntu.

Defi masih harus membayar tagihan sebesar Rp 42 juta.

“Kami orang tua tidak tinggal diam, kami mencari keadilan, kami ambil, minta bantuan Dinas Pendidikan Pandeglang untuk melakukan mediasi, kami sudah melakukan mediasi.”

“Yayasan tidak datang, diwakili kepala sekolah, akhirnya kami tidak mendapat jawaban,” tegasnya.

Defi akhirnya berharap kejadian yang menimpa putranya segera berakhir.

Ia ingin ketiga anaknya tetap melanjutkan pendidikan.

“Anak-anak bisa secepatnya kembali bersekolah, harapannya pindah sekolah saja,” tegasnya.

RW setempat, Wahudin pun memberikan tanggapannya terkait kejadian tersebut.

Dia merasa kecewa dengan sekolah tersebut.

“Sedih banget, kok jaman sekarang masih ada yang namanya anak-anak punya waktu untuk belajar.”

“Apa pun permasalahannya, diselesaikan secara kekeluargaan. Apalagi saya dengar saya dipulangkan secara paksa, kata Wahudin.

Informasi tambahan, Islamic Center Herwansyah Foundation (ICH) belum memberikan pernyataan terkait isu pemulangan paksa 3 santrinya.

NewsRoom.id

Berita Terkait

Alat Terbaik untuk Melindungi Perangkat Anda Kini Tersedia Dengan Harga Black Friday yang Tak Terkalahkan
Tarif dan Penerimaan Konsumen, Tekanan Dimulai untuk Semua Segmen Industri
Kit Diagnostik Terobosan Mendeteksi Flu Burung H5N1 Hanya dalam 3 Jam
Berpotensi Beracun: Ilmuwan Menemukan Senyawa Baru yang Misterius dalam Air Minum AS
Intro Lengkap Arcane Memungkinkan Imagine Dragons Mendapatkan Kata Terakhir
Jepang mengadakan peringatan tambang Sado meskipun ada boikot Korea Selatan di tengah ketegangan sejarah yang sedang berlangsung
Ikon Pakaian Pria Kanada Harry Rosen Merayakan 70 Tahun Inovasi
Sel Tunggal Dapat Belajar: Penemuan Revolusioner dalam Biologi

Berita Terkait

Senin, 25 November 2024 - 10:44 WIB

Alat Terbaik untuk Melindungi Perangkat Anda Kini Tersedia Dengan Harga Black Friday yang Tak Terkalahkan

Senin, 25 November 2024 - 08:39 WIB

Tarif dan Penerimaan Konsumen, Tekanan Dimulai untuk Semua Segmen Industri

Senin, 25 November 2024 - 07:37 WIB

Kit Diagnostik Terobosan Mendeteksi Flu Burung H5N1 Hanya dalam 3 Jam

Senin, 25 November 2024 - 06:35 WIB

Berpotensi Beracun: Ilmuwan Menemukan Senyawa Baru yang Misterius dalam Air Minum AS

Senin, 25 November 2024 - 04:32 WIB

Intro Lengkap Arcane Memungkinkan Imagine Dragons Mendapatkan Kata Terakhir

Senin, 25 November 2024 - 02:27 WIB

Ikon Pakaian Pria Kanada Harry Rosen Merayakan 70 Tahun Inovasi

Senin, 25 November 2024 - 01:25 WIB

Sel Tunggal Dapat Belajar: Penemuan Revolusioner dalam Biologi

Senin, 25 November 2024 - 00:23 WIB

Gelombang Panas Bintang Tak Terduga: FU Orionis Menantang Model Astrofisika

Berita Terbaru