NewsRoom.id – Peneliti senior Human Studies Institute (HSI) Heri Herdiawanto menanggapi seruan pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang muncul dari sejumlah kelompok masyarakat.
Menurutnya, tekanan tersebut merupakan cerminan belum matangnya politik dan demokrasi.
“Gerakan ini lebih dipicu oleh ketidakpuasan emosional dibandingkan landasan konstitusional yang kuat,” Katanga dalam wawancara dengan wartawan, Selasa 29 Oktober 2024.
Heri mengatakan, kritik terhadap pemimpin merupakan bagian dari demokrasi, namun harus dilakukan dengan pendekatan yang konstruktif dan etis.
“Tuntutan pemakzulan bukanlah cara untuk melampiaskan ketidakpuasan. “Langkah ini hanya akan berdampak negatif terhadap stabilitas politik dan pemerintahan, serta menunjukkan ketidakdewasaan dalam memahami hakikat demokrasi,” ujarnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, dalam negara demokrasi, penilaian terhadap seorang pemimpin, termasuk wakil presiden, harus didasarkan pada kinerja dan komitmennya dalam menjalankan amanah rakyat.
“UUD Indonesia telah memberikan mekanisme penilaian kinerja pejabat publik, baik melalui pemilihan umum maupun melalui pengawasan sesuai prosedur konstitusi. Selain itu, demokrasi yang sehat adalah demokrasi yang memberikan ruang kritik yang obyektif, bukan dorongan emosional. pemakzulan belaka,” tambahnya.
Heri juga menilai seruan pemakzulan tanpa dasar hukum yang kuat hanya akan memperburuk kondisi politik nasional.
“Konflik yang berkepanjangan justru berpotensi melemahkan pemerintah, dan pada akhirnya menghambat program-program yang sebenarnya dirancang untuk kepentingan rakyat,” tegasnya.
Di sisi lain, pakar ilmu politik dari Universitas Al Azhar Indonesia ini mengungkapkan perlunya peningkatan pemahaman masyarakat dan elit politik terhadap nilai-nilai demokrasi.
“Kedewasaan dalam berpolitik harus dibarengi dengan sikap saling menghormati dan tidak hanya mengutamakan kepentingan pribadi atau kelompok. “Jika setiap ketidakpuasan dibalas dengan pemakzulan, maka stabilitas politik yang telah dibangun akan mudah terguncang,” jelasnya.
Heri berharap masyarakat bisa lebih bijak dalam menyikapi persoalan politik. Ia mengajak semua pihak untuk mendukung pembangunan demokrasi dengan pendekatan yang bijaksana dan rasional.
“Demokrasi Indonesia masih berkembang, dan dukungan terhadap kemajuan bangsa harus disalurkan dengan cara yang lebih konstruktif dan tidak menambah ketegangan politik. “Kita juga harus semakin bijaksana dan bijaksana dalam mengambil tindakan yang harus mengutamakan pertimbangan kemaslahatan daripada mafsadat,” tutupnya.
NewsRoom.id