DPR Tekankan Penerima Beasiswa LPDP Harus Berkontribusi kepada Negara, Singgung Pembiayaan Pajak

- Redaksi

Minggu, 10 November 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

NewsRoom.id – Wakil Ketua DPR Bidang Perindustrian dan Pembangunan Saan Mustopa mengatakan, warga penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk belajar di luar negeri harus memberikan kontribusi kepada negara.

Tentu saja hasil LPDP juga harus memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara karena dibebani biaya negara dan itu semua uang pajak, kata Saan saat ditemui di Gedung Akademi Pertahanan Nasional, Jakarta Selatan, dikutip dari Antara. , Sabtu (9/11/2024).

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Menurut Saan, beasiswa LPDP merupakan investasi besar yang dilakukan negara di bidang pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Investasi tersebut berupa pengiriman putra-putri terbaik bangsa untuk mendapatkan pendidikan berkualitas di luar negeri.

Tentunya, lanjut Saan, ilmu yang didapat di luar negeri harus dimanfaatkan oleh mahasiswa Indonesia untuk memajukan bangsa.

“Lebih baik (mengabdi) di dalam negeri. “Saya rasa mereka memang perlu kembali ke sini, meski tidak dilarang jika ingin tinggal di sana,” kata Saan.

Dengan mengabdi kepada bangsa sebagai seluruh peserta LPDP, Saan yakin langkah Indonesia menuju bonus demografi berkualitas pada tahun 2045 akan berjalan lancar.

Menteri Pendidikan Tinggi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Satryo Soemantri Brodjonegoro menegaskan, alumni penerima beasiswa LPDP dari perguruan tinggi luar negeri bisa bekerja dimana saja sehingga tidak perlu kembali ke tanah air untuk mengabdi.

“Kami benar-benar memberi mereka kesempatan bekerja dimana saja. Meski tidak mudik, ia punya prestasi bagus, bekerja di perusahaan bagus di luar negeri, atau menemukan inovasi. Kami bilang, Indonesia-lah yang menciptakan inovasi ini. Jadi di luar negeri pun masih Merah Putih, kata Satryo usai Rapat Tingkat Menteri di Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jakarta Pusat, Selasa.

Ia menambahkan, penerima beasiswa LPDP tidak perlu kembali mengabdi di tanah air karena kondisi di dalam negeri belum optimal dalam memberikan wadah dan kesempatan bekerja dan mengabdi sesuai keahlian masing-masing.

Meski begitu, ia mengatakan pihaknya akan terus berkomitmen untuk bersinergi membangun industri dalam negeri yang nantinya mampu menampung keahlian dan gelar pendidikan alumni LPDP dari perguruan tinggi luar negeri.

Ia juga berpesan kepada masyarakat untuk tidak menganggap pemberian beasiswa pendidikan tinggi di luar negeri, seperti Program LPDP, sebagai sesuatu yang merugikan, karena investasi di bidang pendidikan tidak pernah menimbulkan kerugian.

“Apakah itu benar-benar memerlukan biaya? Mustahil. Berinvestasi dalam pendidikan tidak pernah rugi. Jangan hitung apakah Anda pulang atau tidak. Dia punya karir, dia punya prestasi, dia tidak menganggur, dia bekerja, dia punya ilmu, dia punya kebaikan. “Penghasilan. Kenapa tidak?” dia menambahkan.

Sebelumnya, pada Rabu (30/10), Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Iptek, Stella Christie mengatakan, saat ini pihaknya tengah mengkaji secara cermat penggunaan dana LPDP berbasis data dan melakukan analisis berdasarkan pengeluaran dan manfaat yang diperoleh atau biaya. -analisis manfaat.

“Kita perlu melihat kembali alokasi dana (LPDP), apakah dana yang digunakan saat ini, misalnya sebagian besar dana yang digunakan untuk program magister sudah optimal atau belum,” ujarnya.

Stella menegaskan prinsip sesuatu yang optimal adalah keadilan dan kualitas, sehingga kedua faktor tersebut juga menjadi hal yang perlu diperhatikan dalam ulasan kali ini.

“Segera kami akan keluarkan temuan dan rekomendasi bagaimana optimalisasi dana LPDP agar jelas,” ujarnya.

NewsRoom.id

Berita Terkait

Demikian penjelasan BGN terkait serunya Rp. Insentif 5 juta untuk konten MBG yang viral
Semua Ruang Ritel Diisi Saat 28 Merek Ditambahkan Ke Terminal 8 Di JFK
Peneliti Memecahkan Misteri Penyakit Crohn Selama 25 Tahun
Pil Kuno Cocok dengan Antidepresan Modern dalam Uji Coba Depresi
Kesbangpol Gelar Minum Kopi Aceh Damai, Bahas Nasionalisme di Kalangan Pemuda
Kronologis Pesulap Pak Tarno yang Ditipu Rp. 100 juta, bermula dari ingin membeli mobil
Virus yang Menghancurkan Ini Telah Mengintai Tanpa Terdeteksi di Peternakan AS selama Hampir 20 Tahun
DNA Mengungkap Rahasia Mematikan yang Menghancurkan Tentara Napoleon Tahun 1812

Berita Terkait

Rabu, 29 Oktober 2025 - 14:56 WIB

Demikian penjelasan BGN terkait serunya Rp. Insentif 5 juta untuk konten MBG yang viral

Rabu, 29 Oktober 2025 - 12:52 WIB

Semua Ruang Ritel Diisi Saat 28 Merek Ditambahkan Ke Terminal 8 Di JFK

Rabu, 29 Oktober 2025 - 12:21 WIB

Peneliti Memecahkan Misteri Penyakit Crohn Selama 25 Tahun

Rabu, 29 Oktober 2025 - 11:50 WIB

Pil Kuno Cocok dengan Antidepresan Modern dalam Uji Coba Depresi

Rabu, 29 Oktober 2025 - 11:19 WIB

Kesbangpol Gelar Minum Kopi Aceh Damai, Bahas Nasionalisme di Kalangan Pemuda

Rabu, 29 Oktober 2025 - 09:15 WIB

Virus yang Menghancurkan Ini Telah Mengintai Tanpa Terdeteksi di Peternakan AS selama Hampir 20 Tahun

Rabu, 29 Oktober 2025 - 08:44 WIB

DNA Mengungkap Rahasia Mematikan yang Menghancurkan Tentara Napoleon Tahun 1812

Rabu, 29 Oktober 2025 - 08:13 WIB

Kondisi Kak Seto Saat Ini Usai Menderita Stroke Ringan, Berjuang Sembuh!

Berita Terbaru

Headline

Peneliti Memecahkan Misteri Penyakit Crohn Selama 25 Tahun

Rabu, 29 Okt 2025 - 12:21 WIB