– Founder Secretary Indonesia Audit Watch (IAW) Iskandar Sitorus menduga Presiden Prabowo Subianto ingin mereposisi posisinya di Badan Pengelola Investasi Anagata Nusantara Power (Danantara Indonesia). Hal inilah yang disinyalir menjadi alasan Prabowo memanggil mantan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan ke Istana Negara.
“Sangat mungkin Jonan diproyeksi menggantikan Pandu Sjahrir sebagai Chief Investment Officer Danantara. Jonan diminta melunasi utang Whoosh oleh Danantara tanpa menggunakan APBN, melainkan melalui skema business-to-business seperti yang disampaikan Menkeu,” kata Iskandar.
Iskandar menyinggung pemanggilan Jonan atas serangan psikologis yang dilakukan mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan terhadap Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa karena menolak membayar utang Whoosh dengan APBN.
Selain itu, Luhut juga menyerang Purbaya usai mengkritik keputusan Pandu yang malah menggunakan dana Danantara untuk berinvestasi di Surat Berharga Negara (SBN). Sedangkan Pandu merupakan keponakan Luhut.
“Setiap pernyataan dan langkah Purbaya sudah pasti sikap dan langkah Presiden. Sedangkan LBP (Luhut Binsar Panjaitan) sepertinya yang paling berkepentingan setelah isu Whoosh dibuka Purbaya. Jadi untuk menetralisir utang Whoosh agar tidak dibayar menggunakan APBN, perlu ada pengganti Pandu,” kata Iskandar.
Di sisi lain, kata Iskandar, Jonan tahu banyak tentang proyek Whoosh meski masih dalam tahap perencanaan. Bahkan, Jonan saat itu dipecat sebagai Menteri Perhubungan oleh Joko Widodo karena menolak mengerjakan proyek Whoosh yang kini menimbulkan utang sekitar Rp 116-119 triliun.
“Jonan memang bisa dianggap sebagai orang yang tepat untuk menyelesaikan masalah Whoosh. Selain pengalamannya dalam sukses mengelola perkeretaapian kita. Dan saat ini KAI (PT Kereta Api Indonesia) berada di bawah pengelolaan Danantara,” kata Iskandar.
Diketahui, Presiden Prabowo Subianto memanggil Ignasius Jonan ke Istana Negara, Jakarta, Senin 3 Oktober 2025. Jonan dipanggil bersama Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Daerah (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY dan Direktur Utama PT KAI Bobby Rasyidin.
AHY mengungkapkan, dirinya dipanggil untuk diminta menjelaskan soal Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang dikenal dengan Whoosh. Tak bisa dimungkiri, belakangan ini proyek pembangunan Whoosh tengah menyita perhatian, salah satunya terkait tingginya beban utang yang harus dibayar setiap tahunnya ke China.
Ya tentu kita ingin melihat berbagai permasalahan, termasuk KCIC Jakarta-Bandung, ada permasalahan yang harus kita cari solusinya, tentunya dengan beberapa pilihan, kata AHY usai pertemuan.
Pertemuan tersebut berlangsung sekitar dua jam. Bobby Rasyidin mengamini jika dalam pertemuan itu juga disebutkan Whoosh.
“Dia sedikit menyinggung, ini akan segera dibicarakan, terkait kereta cepat,” ujarnya.
Lebih lanjut, Bobby mengaku pihaknya sudah berkoordinasi dengan Danantara dalam menyelesaikan masalah Whoosh.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Danantara selaku induk perusahaan KAI, dan sedang dibahas antara Danantara dengan pemerintah,” tutupnya.
NewsRoom.id
