– Yudo Sadewa, putra Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa sedang melacak dompet kripto masyarakat Indonesia.
Diduga, banyak masyarakat Indonesia yang terhubung dengan pencampur kripto, untuk menyembunyikan aliran uang hasil korupsi.
Dilansir dari laman Instagram @coinvestasi, uang yang disimpan di pencampur kripto sulit dilacak.
Tempat ini sering digunakan untuk menyembunyikan aliran uang agar tidak terlacak, dan kabarnya banyak koruptor yang memanfaatkannya untuk mencuci uang hasil kejahatan, tulisnya, dikutip Kamis (13/11/2025).
Yang berbahaya, jika terus terjadi, pencampur kripto mengancam kripto.
“Jika dibiarkan, pengaduk kripto justru bisa menghambat perkembangan industri kripto di Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, dalam laman reku.id dijelaskan bahwa dalam dunia kripto, anonimitas seringkali menjadi prioritas bagi pengguna yang ingin menjaga privasi dan keamanan transaksinya.
Salah satu alat populer untuk mencapai tingkat anonimitas yang lebih tinggi adalah pencampur kripto, yang juga dikenal sebagai tumbler atau blender.
“Crypto mixer atau dikenal juga dengan tumbler atau blender merupakan layanan yang digunakan untuk meningkatkan privasi dan anonimitas dalam transaksi cryptocurrency,” jelasnya, dikutip dari Massa Daily.
Dijelaskan, hal itu dilakukan dengan mencampurkan transaksi dari beberapa pengguna sehingga menyulitkan pelacakan aliran dana.
Dengan menggunakan pencampur kripto, pengguna bisa mendapatkan lapisan keamanan dan privasi tambahan dalam transaksi, mengurangi kemungkinan pelacakan dan identifikasi pihak ketiga.
“Crypto mixer membantu melindungi privasi pengguna dengan menggeneralisasi jejak transaksi, sehingga menyulitkan pihak lain untuk mengetahui sumber dan tujuan dana,” ujarnya.
Melanjutkan, pencampur kripto bekerja dengan cara yang relatif sederhana.
Seorang pengguna yang ingin menggunakan pencampur kripto, mereka mengirimkan sejumlah aset kripto ke alamat yang ditentukan oleh pencampur dan pencampur kemudian mengambil mata uangnya.
Selanjutnya mixer akan mencampurkan mata uang tersebut dengan dana dari pengguna lain dan setelah pencampuran selesai, dana campuran tersebut dikirim kembali ke alamat tujuan.
Namun dalam bentuk yang tidak lagi berkaitan dengan alamat asal, jelasnya.
Meskipun pencampur kripto menawarkan sejumlah keuntungan, mereka juga memiliki sisi gelap yaitu rentan terhadap aktivitas kriminal.
“Salah satu risiko utama penggunaan pencampur kripto adalah penyalahgunaannya untuk aktivitas ilegal, seperti pencucian uang, pendanaan terorisme, dan perdagangan narkoba,” katanya.
Selain itu, penggunaan pencampur kripto juga dapat menimbulkan risiko kehilangan aset, terutama jika pencampur tersebut tidak dapat diandalkan.
“Ada juga risiko pengguna akan lupa atau kehilangan kunci privat untuk mengakses dananya setelah tercampur,” ujarnya.
NewsRoom.id









