– Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi Partai Nasdem Mori Hanafi melontarkan kritik keras terhadap perencanaan pembangunan proyek infrastruktur bendungan di era pemerintahan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
Mori menilai pemerintahan sebelumnya hanya fokus pada pembangunan proyek bendungan tanpa perencanaan yang matang, sehingga banyak bendungan yang dibangun hingga saat ini tidak memiliki nilai manfaat yang optimal.
“Yah, menurut saya rezim lama itu jahat lho. Dia membangunnya dengan proyek, pendekatan proyek, dia tidak peduli kalau itu sesuatu yang tidak bisa digunakan. Bisa kita bayangkan, di semua tempat di NTB, bendungan tidak bisa digunakan karena tidak memiliki jaringan irigasi,” jelasnya dalam rapat kerja Komisi V DPR RI dengan Menteri Pekerjaan Umum, Senin (17/11/2025), dikutip dari tayangan YouTube Komisi V DPR RI, Rabu (19/11/2025).
Ia sekaligus mencontohkan pembangunan Bendungan Tanju di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang disebut menelan biaya lebih dari Rp 1 triliun. Meski anggaran yang dikeluarkan sangat fantastis, namun bendungan tersebut belum bisa dimanfaatkan dan masih menghadapi permasalahan agraria.
“Di Bendungan Taju yang dikunjungi Pak (Menteri Pekerjaan Umum) bayangkan, kita keluarkan Rp 1 koma beberapa triliun. Ada dua bendungan, sampai saat ini belum bisa digunakan dan lahannya bermasalah,” ujarnya.
Untuk itu, ke depan ia meminta pimpinan ke depan lebih selektif dalam pembangunan bendungan. Ia juga menilai biaya pembangunan bendungan sangat mahal dan manfaatnya harus diperhitungkan secara komprehensif.
Lebih lanjut, Mori juga mengusulkan agar pembangunan bendungan dikaitkan dengan berbagai fungsi lain seperti pengendalian banjir, sistem penyediaan air minum (SPAM), perikanan, dan pariwisata.
“Kalau kita hanya membangun bendungan dan jaringan irigasi, bayangkan berapa dana (APBN) yang akan kita habiskan?” dia menyimpulkan.
NewsRoom.id









