KOTA ACEH — Usai memecat Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia pada 16 Oktober 2025 karena gagal lolos ke Piala Dunia 2026, PSSI masih mencari penggantinya.
Pengamat dan analis sepak bola nasional Haris Pardede atau Bung Harpa menjelaskan, tampaknya dalam penunjukan atau pemilihan pelatih timnas Indonesia saat ini, Ketua Umum PSSI Erick Thohir (ET) sepertinya sudah tidak lagi berperan sendiri atau bersifat one man show.
Seperti yang dilakukan Erick Thohir saat memecat Shin Tae-yong (STY) tanpa alasan jelas dan tiba-tiba menggantikannya dengan Patrick Kluivert pada Januari 2025.
Kita tidak tahu apakah ini masih sama dengan cara pemilihan pelatih Kluivert atau kembali saat memilih Shin Tae-yong tahun 2019,” kata Harpa dalam perbincangan di kanal YoiTube Dewan Pundit Indonesia yang tayang Minggu (22/11/2025) malam.
Menurut Harpa, hal itu berdasarkan pernyataan Wakil Ketua PSSI Zainudin Amali di salah satu stasiun TV.
Harpa mengatakan, menurut Zainudin Amali, pemilihan STY tahun 2019 ini dilakukan secara kolektif atau bersama-sama dengan melibatkan Exco PSSI, dimana saat itu Ketum PSSI masih dipegang oleh Mochamad Iriawan atau Iwan Bule.
Jadi disaring lalu diberikan ke Exco, waktu itu ada nama Luis Milla dan Shin Tae-yong. Dan akhirnya Exco memilih STY. Jadi tanggung jawabnya kolektif kolegial. Kalau salah, kolektif kolegial, kata Harpa.
Sementara itu, saat memilih Patrick Kluivert menggantikan STY, Ketum PSSI Erick Thohir melakukannya sendiri atau one man show tanpa melibatkan Exco PSSI yang beranggotakan 15 orang.
Jadi kalau sukses bapaknya (EY) yang mendapat pujian semua. Tapi kalau gagal, seperti sekarang, kata Harpa.
Harpa kemudian membeberkan informasi baru terkait proses pemecatan Shin Tae-yong (STY) dan penunjukan Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia yang terjadi pada Januari 2025, mengejutkan para penggemar Timnas Indonesia, karena dilakukan secara mendadak.
Penunjukan Kluivert dan pemecatan STY dilakukan Erick Thohir tanpa melibatkan Exco PSSI.
Menurut Harpa, sebelum keputusan diambil, Ketua Umum PSSI Erick Thohir sudah memberi tahu Presiden Prabowo Subianto mengenai apa yang akan dilakukannya.
“Satu hal yang ingin saya sampaikan di sini, mungkin tidak ada di mana pun, ini eksklusif. Dengan kata lain, ET menginformasikan kepada Presiden, ketika Shin Tae-yong dipecat, dia digantikan oleh Kluivert,” kata Harpa.
Menurut Harpa, Presiden Prabowo sempat mengingatkan Erick Thohir saat itu, apalagi keputusannya tidak melibatkan Exco PSSI.
Harpa menjelaskan, Presiden Prabowo menyampaikan kepada Erick Thohir bahwa apa yang dilakukannya berbahaya
“Ini berbahaya lho. Kalau gagal, habislah,” kata Harpa menirukan ucapan Prabowo kepada Erick Thohir saat itu.
Menurut cerita dari sumber yang sangat kredibel, Pak ET berkata, “Siap pak. “Jika saya perlu dipecat, saya siap.” Itu katanya,” jelas Harpa.
Keputusan Erick Thohir pada akhirnya terbukti tidak berjalan mulus.
Kluivert gagal meningkatkan performa timnas hingga dipecat PSSI pada 16 Oktober 2025 setelah hanya beberapa bulan menukangi skuad Garuda.
Bung Harpa menilai kegagalan tersebut membuat PSSI kemungkinan besar akan kembali ke mekanisme lama.
Yakni pemilihan pelatih secara kolektif kolegial melalui penyaringan oleh Badan Teknis Nasional (BTN) sebelum diputuskan oleh Komite Eksekutif (Exco).
Hal ini, kata Harpa, serupa dengan proses pemilihan Shin Tae-yong pada 2019 lalu.
Zainudin Amali pernah bilang, Pemilu 2019 itu kolektif kolegial. BTN menyaring, lalu Exco bermusyawarah. Kalau Kluivert berbeda, lebih ke unjuk kekuatan. Sekarang sepertinya kembali ke pola kolektif, tegasnya.
Ia menilai hal itu menjadi salah satu penyebab mengapa proses pengumuman pelatih baru memakan waktu lama
NewsRoom.id









