Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

- Redaksi

Jumat, 26 Desember 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan mengusut dugaan keterlibatan Bupati Bekasi sebelum Ade Kuswara Kunang dalam kasus suap obligasi utang proyek. Pasalnya, tersangka Sarjan diduga menerima sejumlah proyek sejak masa kepemimpinan bupati sebelumnya.

Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo mengatakan, Sarjan diketahui menjadi vendor berbagai proyek pada periode bupati sebelumnya. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga akan mendalami kemungkinan cara serupa yang dilakukan Sarjan saat itu dan membuka ruang bagi masyarakat Bekasi untuk memberikan tambahan informasi.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Sarjan memperoleh proyek senilai Rp 157 miliar pada 2024, sebelum Ade Kuswara menjabat. Sebelum Ade, Bekasi dipimpin oleh beberapa Pj Bupati, antara lain Dani Ramdan, Dedy Supriyadi, dan Pj Bupati Akhmad Marjuki.

Dalam penyidikannya, KPK menggeledah rumah Sarjan di Tambun Utara pada 24 Desember 2025 dan menyita dokumen serta barang bukti elektronik.

Sebelumnya, pada 23 Desember 2025, penyidik ​​juga menggeledah rumah Bupati Ade Kuswara dan kantor perusahaan milik ayahnya, HM Kunang, dengan menyita mobil, dokumen, dan barang bukti elektronik. Sehari sebelumnya, dilakukan penggeledahan di sejumlah kantor Pemkab Bekasi dan disita puluhan dokumen serta alat elektronik.

KPK menemukan indikasi penghapusan percakapan dalam bukti elektronik dan akan menelusuri pihak yang memerintahkan hal tersebut. Dokumen yang disita berkaitan dengan proyek pengadaan tahun 2025 dan rencana tahun 2026.

Ade Kuswara, ayahnya HM Kunang, dan Sarjan resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap obligasi proyek pada 20 Desember 2025 setelah terjaring OTT. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menduga sejak Desember 2024 hingga Desember 2025, Ade rutin meminta obligasi proyek kepada Sarjan melalui perantara, dengan total Rp 9,5 miliar.

Selain itu, Ade juga diduga menerima dana lain sepanjang tahun 2025 sebesar Rp 4,7 miliar sehingga total penerimaannya mencapai Rp 14,2 miliar.

Dalam OTT tersebut, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga menyita uang tunai senilai Rp200 juta dari rumah Ade yang diduga merupakan sisa uang jaminan terakhir Sarjan.



NewsRoom.id

Berita Terkait

Uang CSR BI Mengalir ke DPR, Kenapa Gubernur Perry Warjiyo Belum Tersentuh?
Bagaimana McLaren merevolusi balap Formula 1
Saham Oracle berada pada laju kuartal terburuk sejak tahun 2001, kekhawatiran AI
Inggris yang terhormat: keadaannya buruk, tetapi Amerika akan pulih dari Donald Trump. Beri kami tiga tahun | Jimmy Kimmel
Motif sakit hati setelah dicampakkan pacar
Para penyintas Epstein menyerukan agar Mountbatten-Windsor 'diseret ke pengadilan' di AS | Andrew Mountbatten-Windsor
Setelah 50 tahun, Pink Floyd telah merilis video resmi untuk salah satu lagu terhebat mereka
Emas bersiap untuk tahun terbaiknya sejak Jimmy Carter menjadi presiden