BERLIN, (Foto)
Di beberapa ibu kota dan kota di Eropa, protes dan demonstrasi menentang perang Israel di Jalur Gaza terus berlanjut, menuntut perang segera diakhiri.
Ibu kota Jerman, Berlin, menyaksikan tiga demonstrasi besar-besaran pada hari Sabtu, dengan partisipasi organisasi hak asasi manusia dan pengunjuk rasa dari kota-kota lain, dalam apa yang digambarkan oleh para pengamat sebagai “pawai nasional”. Diperkirakan akan berakhir di depan kedutaan Afrika Selatan untuk mengapresiasi upayanya dalam mendukung perjuangan Palestina, menurut Al-Jazeera.
Slogan utama demonstrasi tersebut adalah seruan gencatan senjata di Gaza, selain slogan-slogan yang baru-baru ini muncul di Jerman, memprotes beberapa perusahaan yang dituduh oleh organisasi hak asasi manusia bekerja sama dengan tentara pendudukan Israel.
Kota Saarbrücken dan Freiburg di Jerman juga menyaksikan dua demonstrasi yang mendukung Palestina dan Gaza.
Di Paris, demonstrasi besar-besaran dimulai dari Republic Square menuju Nation Square. Demonstrasi tersebut, yang diserukan oleh serikat pekerja dan asosiasi sipil Perancis, bertujuan untuk memerangi ekstremisme sayap kanan dan fasisme serta mengkritik bias pemerintah terhadap kelompok sayap kanan, tidak hanya di negara tersebut tetapi juga di Israel, menurut Al-Jazeera.
Demonstrasi tersebut juga mengusung slogan-slogan yang menyerukan diakhirinya perang Israel di Gaza, diakhirinya pembunuhan warga Palestina, pencabutan pengepungan terhadap Gaza, dan masuknya bantuan kemanusiaan. Para pengunjuk rasa juga mengibarkan bendera Palestina.
Sebagian besar kelompok umur ikut serta dalam demonstrasi tersebut, mulai dari anak-anak, remaja hingga orang tua, meski mayoritas adalah generasi muda, hal ini menunjukkan bahwa kategori ini sadar akan keadilan dalam permasalahan Palestina.
Puluhan peristiwa di Inggris
Di ibu kota Inggris, London, seorang reporter Al-Jazeera mengatakan bahwa aktivis pro-Palestina mengorganisir 40 demonstrasi di 34 kota pada hari Sabtu.
Para pengunjuk rasa mengangkat slogan-slogan seperti hentikan genosida dan hentikan keterlibatan pemerintah Inggris dalam kejahatan Israel di Gaza dan hentikan ekspor senjata ke Israel serta hentikan dukungan politik dan militer untuk Israel dan Kebebasan untuk Palestina dan slogan-slogan lainnya.
Ibu kota Inggris juga menyaksikan pawai malam pada hari Jumat untuk mendukung Palestina dan menentang pembantaian anak-anak yang dilakukan Israel di Jalur Gaza yang terkepung, yang juga dihadiri oleh para guru.
Para pengunjuk rasa pertama-tama berkumpul di depan gedung Kementerian Dalam Negeri dan kemudian berbaris menuju Kementerian Pendidikan dan kemudian ke 10 Downing Street, kediaman resmi Perdana Menteri di Downing Street. Di akhir pawai, pengunjuk rasa berkumpul di jalan ini dan mengangkat foto beberapa anak yang tewas akibat serangan Israel di Gaza, dan mereka meletakkan pakaian anak-anak yang dicat merah di depan gedung.
Puluhan orang juga berdemonstrasi di kota Utrecht, Belanda, memprotes perang Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan yang menyerukan gencatan senjata segera dan masuknya bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Jalur Gaza. Mereka juga mengibarkan spanduk yang mengecam pembantaian yang sedang berlangsung, penargetan perempuan, orang tua, dan anak-anak, serta penghancuran infrastruktur Gaza.
Aktivis juga melakukan protes di kota Ringe, Denmark, mengutuk perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza. Para pengunjuk rasa menyerukan intervensi internasional yang mendesak untuk menghentikan serangan Israel dan memungkinkan kembalinya masyarakat Jalur Gaza ke rumah mereka dan mengakhiri pengepungan di Gaza. Stasiun kereta kota juga menjadi saksi protes terhadap perang di Gaza.
Di Eropa juga, ribuan orang berdemonstrasi di ibu kota Austria dan kota Malmö di Swedia dan kota Aarhus di Denmark.
Pawai diam-diam oleh para dokter
Di Istanbul, Turki, puluhan dokter dan petugas kesehatan pada hari Sabtu berpartisipasi dalam aksi solidaritas terhadap Jalur Gaza Palestina dan sebagai protes terhadap serangan Israel.
Anadolu Agency memberitakan, sekelompok dokter dan petugas kesehatan menggelar pertemuan di depan makam Sultan Abdulhamid II di kawasan Fatih Istanbul.
Badan tersebut menjelaskan, peserta acara berbaris dari makam Sultan Abdulhamid II menuju Lapangan Sultan Ahmed sambil membawa spanduk berbahasa Turki dan Inggris.
Dalam pidato yang disampaikan mewakili para peserta, Dr. Hamza Ayaz mengatakan penindasan Israel di Palestina semakin parah sejak 7 Oktober 2023.
Ayaz menekankan bahwa praktik pendudukan Israel terus berlanjut hingga hanya dapat digambarkan sebagai genosida, dan mengkritik negara-negara yang bekerja sama dengan Israel.
Sejak 7 Oktober tahun lalu, Israel telah melancarkan agresi berdarah di Jalur Gaza, yang mengakibatkan puluhan ribu korban sipil, sebagian besar anak-anak dan perempuan, serta bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan kerusakan infrastruktur besar-besaran.
NewsRoom.id