NewsRoom.id – Kecelakaan maut di Tol Jakarta-Cikampek KM 58 terjadi saat musim mudik Idul Fitri tahun ini. Polisi perlahan mulai mengidentifikasi korban jiwa dalam kecelakaan maut di Tol Jakarta-Cikampek pada hari ke-2 arus mudik Idul Fitri 2024 tersebut.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, ada 12 korban jiwa dalam kecelakaan maut di Tol Jakarta-Cikampek KM 58 tersebut. Dari 12 orang tersebut, pihaknya telah mengidentifikasi jenis kelamin masing-masing korban.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
“Dan dari 12 jenazah tersebut, 7 laki-laki dan 5 perempuan,” kata Listyo saat memeriksa korban di RSUD Karawang, Jawa Barat, Senin (8/4/2024).
Namun ada kejadian fatal selain rangkaian kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek KM 58. Peristiwa fatal pada musim mudik Lebaran 2024 ini dikenal masyarakat dengan sebutan Tragedi Brexit atau pintu keluar Tol Brebes Timur.
Mengingat Peristiwa Mudik Lebaran, Tragedi Mematikan Tol Brexit yang Menewaskan 17 Pemudik. Idul Fitri 2024 menjadi momen yang tak lekang oleh waktu ketika masyarakat berbondong-bondong hendak mudik atau pulang ke kampung halaman.
Namun momen mudik lebaran tidak sepenuhnya diisi dengan keindahan melainkan kesedihan dalam perjalanan menuju kampung halaman. Seperti kilas balik kejadian maut saat mudik Idul Fitri yang terjadi pada tahun 2016 lalu.
Peristiwa maut saat mudik tahun 2016 ini dikenal masyarakat dengan sebutan Tragedi Tol Brexit yang merupakan singkatan dari Brebes Exit. Brexit adalah Exit Tol Brebes Timur yang merupakan bagian dari Tol Pejagan – Pemalang.
Dalam kejadian maut tersebut, tercatat 17 pemudik meninggal dunia akibat perjalanan mudik Lebaran.
Peristiwa maut itu bermula saat puncak arus mudik yang terjadi pada 3 hingga 5 Juli 2016. Saat itu, pemerintah Indonesia menyediakan jalan tol baru yakni tol Pejagan – Pemalang untuk menghadapi arus mudik Lebaran 2016.
Namun ruas Tol Pejagan – Pemalang baru dioperasikan separuh panjang ruas Pejagan – Brebes Timur. Selain itu, hanya ada satu loket kecil yang dioperasikan pada saat puncak arus mudik lebaran yang jatuh pada Rabu 6 Juli 2016.
Akibatnya, penumpukan kendaraan pemudik yang menyebabkan kemacetan parah sekitar 20 kilometer pun tak terhindarkan. Kemudian, pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi atau umum terpaksa harus berhari-hari berada di jalan tol karena kendala berat yang dialaminya.
Saat itu, terjadi kematian mendadak dengan sejumlah pemudik, baik penumpang maupun pengemudi, satu per satu meninggal karena berbagai sebab, antara lain kelelahan, serangan jantung, bahkan keracunan karbon dioksida.
Tak hanya itu, sejumlah kendaraan terpaksa mogok akibat kehabisan bensin di tengah kemacetan parah yang tak kunjung terselesaikan.
Saat itu juga terjadi penjualan bahan bakar minyak (BBM) dan bahan makanan secara dadakan yang semakin memperburuk kondisi kerumunan orang yang berbaur dengan kendaraan.
Hingga saat ini, peristiwa Tol Brexit masih menjadi tragedi maut yang dikenang saat momen mudik tiba.
Bahkan, Kepala Staf Kantor Presiden (KSP), Moeldoko menyatakan, kejadian Tol Brexit saat musim mudik lebaran tidak boleh terulang kembali. “Pengalaman Brexit tahun 2016 tidak boleh terjadi lagi.
Seluruh kementerian dan lembaga sudah siap (antisipasi), namun masyarakat juga harus siap menghadapi situasi ini, kata Moeldoko dilansir Antara, Senin (8/4/2024).
NewsRoom.id