NewsRoom.id -Masyarakat kini ditertawakan dengan kritik yang disampaikan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terhadap pemerintahan yang dipimpin dan dijalankan oleh PDIP sendiri.
Penilaian tersebut disampaikan Direktur Pusat Kajian Politik, Hukum, dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam, menanggapi tulisan Megawati yang dimuat di Koran Kompas, Senin (8/4), dengan judul “Statemanship Hakim Mahkamah Konstitusi “.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
“Masyarakat menertawakan semua itu. Sebab, jika Megawati mengkritisi pemerintahan saat ini, maka jelas ia mengkritisi koalisi pemerintahan yang dibentuk, dipimpin dan dijalankan oleh PDIP sendiri, kata Saiful kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (12). /4).
Akademisi Universitas Sahid Jakarta itu pun menilai kritikan Mega sama saja dengan ungkapan “menjadi bumerang”.
Selama ini, kata dia, PDIP dan Megawati kurang mendengarkan masukan masyarakat, kritik dan saran yang diberikan masyarakat, bahkan lebih banyak memberikan dukungan kepada Joko Widodo.
“Di akhir masa jabatannya, PDIP justru berubah 360 derajat, mengkritik Jokowi dengan sangat keras. “Apakah ini yang disebut kutukan, ataukah ini bentuk jalan Tuhan terhadap PDIP yang selama ini terhanyut di buaian Jokowi,” jelasnya. Saiful.
Bahkan, Saiful menyebut kritik Megawati tidak lain ditujukan kepada pemerintahannya sendiri, sebuah lelucon politik yang tidak hanya terjadi pada era kerajaan Majapahit.
“Kehancuran kerajaan sebagian besar disebabkan oleh orang-orang terdekatnya,” pungkas Saiful.
NewsRoom.id