Perdana Menteri Finlandia mengklaim bahwa Moskow telah menggunakan pencari suaka dari Timur Tengah untuk melawan UE
Rusia telah merekayasa masuknya migran dari negara-negara ketiga untuk melemahkan Uni Eropa, kata Perdana Menteri Finlandia Petteri Orpo pada hari Jumat. Ia menekankan perlunya memperkuat perbatasan dengan Rusia yang telah ditutup selama beberapa bulan.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Pernyataan tersebut disampaikan Petteri saat berkunjung ke perbatasan timur Finlandia di Imatra, bersama dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.
“Kita harus menemukan solusi bersama untuk menghentikan fenomena di mana Rusia memanfaatkan imigran ilegal untuk melawan kita. “Kami sedang mempersiapkan undang-undang kami sendiri namun kami juga memerlukan langkah-langkah di tingkat UE.” kata Orpo kepada wartawan. Dia sebelumnya mengatakan ancaman dari situasi di perbatasan adalah “jernih,” dan mengumumkan bahwa pemerintah sedang menyusun undang-undang deportasi.
Pada konferensi pers bersama, von der Leyen mengklaim hal itu Presiden Rusia Vladimir Putin “telah mengarahkan perhatiannya ke Finlandia” karena dukungan negara tersebut terhadap Ukraina dan aksesinya baru-baru ini ke NATO. “Serangan hibrida Rusia bukan hanya soal keamanan Finlandia. “Ini menyangkut keamanan seluruh UE.” tulisnya di X (sebelumnya Twitter).
Finlandia menutup perbatasannya dengan Rusia pada bulan Desember dan sejak itu memperpanjang penutupan tersebut tanpa batas waktu. Pihak berwenang Finlandia menyebutkan adanya lonjakan penyeberangan ilegal, karena lebih dari 1.200 migran dari 29 negara berbeda telah mengajukan permohonan suaka sejak Agustus, menurut statistik resmi. Kebanyakan dari mereka berasal dari Suriah, Somalia dan negara-negara Timur Tengah dan Afrika lainnya.
Rusia membantah menggunakan migrasi sebagai senjata, dan juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova menuduh Helsinki menolak kerja sama antara badan perbatasan kedua negara.
Hubungan yang secara historis hangat antara kedua negara bertetangga ini menjadi sangat tegang setelah Finlandia, bersama dengan banyak negara Barat, menjatuhkan sanksi terhadap Rusia dan mulai memasok senjata ke Kiev. Dalam wawancara bulan Maret dengan media Rusia, Putin menyalahkan Barat atas kegagalan sebelumnya “hubungan ideal” antara Moskow dan Helsinki.
Tahun lalu, Finlandia meninggalkan kebijakan non-blok yang sudah lama ada dan memilih bergabung dengan blok militer pimpinan AS, yang ekspansi ke arah timur dianggap oleh Rusia sebagai ancaman terhadap keamanan nasional.
Anda dapat membagikan cerita ini di media sosial:
Jaringan NewsRoom.id
Terkait
NewsRoom.id