Seorang anggota Pasukan Mobilisasi Populer (PMF) tewas dan delapan lainnya terluka dalam ledakan di pangkalan militer Irak yang menampung paramiliter pro-Iran pada hari Sabtu.
Penyebab ledakan yang terjadi di posko PMF pangkalan militer Kalso di provinsi Babilonia selatan Bagdad belum diketahui secara pasti.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Sumber keamanan dan pejabat kementerian dalam negeri awalnya mengatakan kepada Reuters dan AFP bahwa insiden tersebut disebabkan oleh serangan udara.
PMF, sebuah organisasi payung paramiliter yang didanai negara Irak dan berpihak pada Iran, mengatakan ledakan itu adalah akibat dari sebuah “serangan”, menurut Reuters, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Dalam sebuah pernyataan, mereka mengatakan ledakan itu menimbulkan “kerugian material” dan korban jiwa, dan menambahkan bahwa penyelidikan sedang dilakukan.
Tetap terinformasi dengan buletin MEE
Daftar untuk mendapatkan peringatan, wawasan, dan analisis terbaru,
dimulai dengan Türkiye Dibongkar
Militer Irak kemudian mengatakan tidak ada drone atau jet tempur yang terdeteksi di wilayah udara provinsi Babel sebelum atau selama ledakan tersebut.
Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan yang terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel.
Amerika Serikat, yang telah terlibat baku tembak dengan kelompok bersenjata pro-Iran di Irak sejak perang Israel di Gaza dimulai pada bulan Oktober, membantah terlibat dalam serangan hari Sabtu itu.
Hanya tawar-menawar besar-besaran di Timur Tengah yang dapat mencegah perang regional
Baca selengkapnya ”
Komando Pusat AS mengatakan di platform media sosial X, sebelumnya Twitter, bahwa laporan yang mengklaim AS melakukan serangan udara di Irak pada hari Sabtu adalah “tidak benar”.
Tentara Israel mengatakan kepada AFP bahwa mereka “tidak mengomentari informasi yang dipublikasikan di media asing”.
Insiden itu terjadi sehari setelah Israel dituduh melakukan serangan terhadap kota Isfahan di Iran.
Iran menembakkan rentetan rudal dan drone ke Israel pekan lalu sebagai pembalasan atas dugaan serangan udara Israel terhadap kedutaan besarnya di Damaskus pada tanggal 1 April, yang menewaskan tujuh petugas Garda Revolusi Iran.
Ketegangan regional semakin memburuk dalam beberapa bulan terakhir, dengan kelompok bersenjata di Irak, Lebanon dan Yaman mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap Israel untuk mendukung warga Palestina di Gaza.
Setelah perang meletus pada bulan Oktober, kelompok-kelompok yang didukung Iran juga melancarkan serangkaian serangan terhadap pasukan AS di Irak dan Suriah, dengan tujuan menekan Washington untuk mengakhiri perang di Gaza.
Serangan tersebut berhenti pada bulan Februari setelah serangan pesawat tak berawak menewaskan tiga tentara Amerika di Yordania.
Namun, kelompok yang disebut Perlawanan Islam di Irak terus mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap Israel.
Jaringan NewsRoom.id
Terkait
NewsRoom.id