NEWSROOM.ID, Belitung – Deputi Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN, Hendrian mengucapkan apresiasi kepada Menteri Koordinator Kementerian Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, karena arahan untuk mengoptimalisasi produk samping hasil pengolahan timah yang sebelumnya tidak menjadi perhatian khusus.
Disamping itu diikuti dengan penguatan, pengendalian, dan penegakan hukum yang baik agar proses pertambangan sampai pengolahan benar sesuai aturan.
“Saya ingin menyampaikan apresiasi kepada Pak Menko Manves karena arahan Pak Menko optimalisasi produk samping pengolahan timah mulai dikerjakan dengan payung hukum yang sudah ada, selain itu penguatan pengawasan, pengendalian, dan penegakan hukum pun harus berjalan dengan baik” kata Hendrian sesusai mengikuti Rapat Koordinasi tentang isu – isu lingkungan, Selasa (2/8) di Belitung.
Dalam perjalanannya, logam tanah jarang (LTJ) sudah dilakukan penelitian tahun 2018 tapi samplenya masih harus disempurnakan. Konsentrasi itu salah satunya dititik beratkan di Bangka Belitung karena beberapa senyawa pembentuk LTJ di Bangka Belitung jauh lebih besar dari mineral monasit yang ada di negara lain seperti Myanmar.
“Saya mendapat informasi teknis terkait LTJ, berdasarkan penelitian tahun 2018 sample-ingnya harus disempurnakan. Beberapa senyawa pembentuk ltj dibangka jauh lebih besar dari mineral monasit yang kita dapatkan di myanmar dan negara lain,” Kata Hendrian.
“Jika indikasi ini benar, dengan metodologi lebih dalam. Maka ini harus jadi penguat kita agar lebih optimal untuk memanfaatkan LTJ,” lanjut Hendrian.
Dalam diskusi panel Hendrian menjelaskan perjanjian kerjasama (PKS) 5 pihak tersebut bertujuan untuk melakukan riset tentang LTJ. Perencanaan riset diawali dengan dijadikan objek verifikasi pengolahan, pilot plan akan dilaksanakan di Kawasan Nuklir Pasar Jumat. Disana sudah mempunyai teknologi untuk pemisahan Thorium, dan sebagainya dari monasit itu sendiri.
Ada beberapa tahapan riset yang akan dilakukan mulai dari tahun 2022 sampai 2024, meliputi tahap awal 2022 untuk memverifikasi dan memvalidasi kinerja proses pengolahan monasit menjadi LTJ. Selanjutnya 2022-2023 tahapan demoplan LTJ Oksida. Sampai pada 2024 masuk ke tahapan pelaksanaan demoplan logam tanah jarang Oksida. (BYU)