NewsRoom.id – Pengamat politik Rocky Gerung menilai hasil pemilu yang memenangkan pasangan calon nomor urut dua Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka hanya menguntungkan Istana, Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan Mahkamah Konstitusi (MK).
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Jadi, menurut Rocky Gerung, hingga saat ini PDIP masih belum bergabung ke kubu Prabowo-Gibran, dan ia menilai berdasarkan survei internal partai berlambang banteng tersebut, opini publik lebih berpihak pada mereka dan pasangan calon nomor urut satu. . Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
Jadi ini yang kita sebut kecerdikan PDIP, membaca dukungan masyarakat terhadap hasil pemilu sangat lemah, sebaliknya kalau dukungan masyarakat kuat pasti PDIP akan mendekat, ujarnya, dikutip populis.id dari YouTube Rocky Gerung Official, Rabu (24/4).
Namun PDIP juga mempunyai survei membaca opini masyarakat bahwa opini publik berpihak pada PDIP, berpihak pada Tim 01, bukan berpihak pada hasil pemilu, hasil pemilu hanya berpihak pada Istana dan KPU. , dan MK, tapi itu lembaga sebenarnya kan,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah menilai peluang Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bisa bertemu secara terbuka, karena kedua tokoh tersebut memiliki hubungan yang baik.
“Jika yang ditanyakan mengenai pertemuan Ibu Mega dan Pak Prabowo, sekali lagi kami ingin menjelaskan bahwa secara pribadi hubungan Ibu Mega dengan Pak Prabowo sangat baik, keduanya memiliki sejarah hubungan manusia yang panjang. . Masyarakat Indonesia,” kata Basarah saat ditemui. di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Senin (22/4/2024), dikutip dari Sindo News.
Namun meski begitu, dia menegaskan Megawati mengetahui posisinya sehingga pertemuan dengan Prabowo diperkirakan akan dilakukan setelah Rakernas PDIP selesai jika bersifat politis.
“Kalau rapat yang dimaksud bersifat formal politik kenegaraan, maka kita masih menunggu rapat kerja nasional yang sudah diumumkan secara rinci tanggalnya, yakni 24, 25, dan 26 Mei. namun sekali lagi Ibu Mega adalah seorang tokoh nasional yang tahu betul protokolnya, yaitu protokol sebagai individu warga negara Indonesia, seperti yang ditulisnya di Amicus Curiae kemarin, saat masih menjadi seorang ibu dan saat menjabat sebagai Presiden kelima Republik Indonesia. Indonesia,” ujarnya.
“Tetapi kalau persoalannya berkaitan dengan politik, Bu Mega terikat dengan aturan yang dibuat oleh partainya sendiri. Beliau memutuskan pada tanggal 24 hingga 26 Mei akan diadakan Rakernas yang salah satunya adalah pengambilan keputusan strategis mengenai Positioning politik PDIP terhadap pemerintahan Prabowo ke depan,” tegasnya.
NewsRoom.id