NEWSROOM.ID, Bangka – Pabrik smelter titanium pertama di Indonesia milik PT Bersahaja yang beralamat di Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka menggunakan teknologi Tungku Busur Terendam 6300 kVA dalam proses peleburan.
Teknologi yang berasal dari negara tirai bambu ini menggunakan energi listrik untuk pembakaran bertujuan untuk mengurangi esmisi karbon yang dihasilkan dari proses pembakaran.
“Dengan menggunakan listik itu sudah mengurangi banyak emisi karbonnya, karena kalau menggunakan batu bara bearti pembakarannya dua kali sedangkan kalau pakai listrik karbonya hanya dihasilkan dari panasnya. Penghematan bisa lebih dari 70 persen,” kata Arbi Leo selaku Owner PT Bersahaja pada Senin, 14 Februari 2022.
Dalam satu hari, Pabrik smelter titanium ini mampu produksi sebanyak 100 ton titanium slek perharinya, dengan suhu pembakaran dari listrik sebesar 2000 derajat celcius.
“Semuannya otomatis, jadi semua bahan baku naik dari atas dengan melalui serangkaian proses dan menghasilkan titanium slek dan besi, sama seperti timah,” ucap Arbi.
Sebelumnya PT Bersahajah sudah berhasil memisahkan Timah, Monazite, Zirkon, Ilmenite. Jadi dalam proses pembuatan titanium tidak lagi kesusahan dalam mencari bahan bakunya, yakni Ilmenite.
Investasi yang dilakukan PT Bersahaja untuk pabrik smelter titanium ini hampir menyentuh angka Rp 500 Miliar. Mulai dari pembelian pabrik, pembebasan lahan.
“Tambah daya saja memakan biaya Rp 5 Miliar. Murni diesel, kemarin kita kirim surat ke PLN, lalu mereka menyanggupi,” kata Arbi.
Operasional pabrik direncanakan bisa dimulai pada tahun 2023, mengingat lamanya pengiriman fasilitas pendukung dari China dan proses verifikasi.
“Rencana operasi tahun depan, karena proses verifikasi saat ini sedang berjalan dan bukan hal yang mudah, karena kondisi covid sekarang ini. Produksi tungku di china sekitar dua bulan, yang lamanya itu pengiriman dari China ke Indonesia,” jelas Arbi. (LBY)