NEWSROOM.ID, Jakarta – Pemilihan Umum (Pemilu) serentak akan diselenggarakan pada tahun 2024 medatang, tepatnya pada 14 Februari 2024. Keterlibatan pemilih pemuda dan generasi muda menjadi hal yang tidak boleh luput dari perhatian Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres).
Generasi Milenial dan Generasi Z diprediksi menjadi kelompok pemilih dengan proporsi terbesar di Pemilu 2024. Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu serentak 2019, pemilih berusia 20 sampai 30 tahun mencapai 60.345.070 orang. Pemilu 2024, jumlah pemilih milenial dan generasi Z diperkirakan akan meningkat menjadi sekitar 60 persen dari total suara pemilih.
Berkaca pada Pemilu 2019, Juru Bicara Muda Partai Amanat Nasional (PAN) Valeryan Bramasta tidak ingin kejadian di Pemilu 2019 terulang kembali di Pemilu 2024, dengan hadirnya calon pemimpin yang melakukan pencitraan dengan tujuan menarik perhatian pemilih muda.
“Yang pasti bukan cuma gimmick, bukan cuma sebatas sok-sok anak muda.
Karena hari ini tu banyak banget ngaku anak muda tapi keresahan (yang dibawa) bukan anak muda,” kata Juru Bicara PAN yang akrab disapa Val saat ditemui di depan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI pada Rabu, 10 Agustus 2024.
“Gue ga mau lagi kejadian kayak 2019, anak muda hanya sebatas gimmick atau sebatas orang-orang yang represent aja. Tapi kita gabung untuk sebagai orang yang bisa memberikan kebijakan dan juga solusi masalah yang ada,” kata Val.
Val berharap kepada pemimpin untuk dapat menyelesaikan permasalahan anak muda yang ada di Indonesia, terutama dalam bidang ekonomi.
“Gue harap mereka (pemimpin) ngomong dong soal gimana penyelesaian anak muda bisa beli rumah, KPR yang ramah buat anak muda terus pekerjaan non formal yang dilegalisir, kayak industri kreatif yang tidak dilindungi ketenagakerjaan itu harus diakomodir,” kata Val.
Selain peran dari pemimpin, anak muda juga mengambil peran dengan memberikan solusi-solusi kepada para pemimpin untuk dapat mensejaterahkan kehidupan para pemuda.
“Dengan masalah itu, kalo bukan anak muda yang berperan orang diluar itu ga bakal tau kebutuhan anak-anak muda.
Kebijakan-kebijakan seperti rumah dan tanah lebih murah, pekerjaan yang lebih mudah diakses, bahkan kerjaan non formal pun harus diregulasi betul, itu yang penting,” kata Val. (LBY)