Rencana Stop Ekspor Timah, Ini Kata Praktisi Teddy Marbinanda

- Redaksi

Senin, 12 September 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Teddy Marbinanda

Teddy Marbinanda

NEWSROOM.ID, Jakarta – Pemerintah berencana akan melakukan pemberhentian ekspor timah pada awal tahun 2023. Dibalik larangan ekspor ini terdapat banyak kendala yang belum terselesaikan, mulai dari hilirisasi yang belum siap, cadangan timah yang menipis, dan nasib penambang timah yang akan terhenti juga.

Praktisi Tambang Teddy Marbinanda mengkritisi sikap pemerintah yang memperjuangkan kenaikan royalti timah dari 3 persen ke 5 persen oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

“Ngapain bahas royalti mau naik, kalo ujung-ujungnya gak bisa ekspor,” kata Teddy pada Senin, 12 September 2022 melalui keterangan tertulisnya.

Nilai hilirisasi timah di Indonesia tidak lebih dari 5 persen, pemerintah mulai mendorong perusahaan untuk memfokuskan hilirisasi produk timah sehingga dapat memiliki nilai lebih. Teddy menilai kebijakan tersebut tidak mungkin terjadi.

“Industri hilir apa yang mau dibuat dalam waktu setahun atau dua tahun untuk pengolahan lanjut berbahan baku timah,” katanya.

Pada 2021, royalti timah mencapai Rp 1,17 triliun rupiah, PT Timah sendiri menyumbang sebanyak 35 persen atau Rp 395,8 miliar. Menurut Teddy ekonomi akan sangat terhambat jika pemberhentian ekspor timah ini diberlakukan.

“Daerah ini PAD (Pendapatan Asli Daerah) andalannya masih terikat dengan sektor pertimahan. Bisa stop pembangunan di provinsi (Bangka Belitung) ini kalau ekspor dihentikan,” jelasnya.

Dirinya tegas menolak larangan ekspor timah, namun dirinya sepakat apabila dilakukan evaluasi lebih lanjut terkait tata niaga logam timah di Indonesia ini, sebab masih terkait pengoptimalan pendapatan negara dari mineral timah.

“Sepakat untuk di evaluasi lebih lanjut, kan muara nya msih terkait pengoptimalan pendapatan negara dari mineral timah. Jangan dipukul rata kebijakan yg diambil, hampir 50% produksi timah dunia berasal dari Indonesia, bisa gawat kalau reaksi pasar terjadi,” jelas Teddy. (LBY)

Berita Terkait

Bowling Dipastikan Tidak Masuk Daftar Cabor yang Direlokasi Akibat Banjir Songkhla
Kegagalan Merger Pertegas Polarisasi: Dinamika PGA Tour vs LIV Golf Kian Kompleks
Adam Schenk Akhirnya Pecah Telur! Raih Kemenangan Perdana di PGA Tour Usai Drama Angin Kencang di Bermuda
Warga Sipil Tewas Ditembak OTK di Puncak Jaya, Satgas Ops Damai Cartenz Selidiki Keterlibatan KKB
Delapan Pelaku Penyerangan Guru dan Nakes di Yahukimo Diamankan, Satgas Ops Damai Cartenz Lakukan Pendalaman
Produksi Batubara Indonesia Tahun 2025 Diperkirakan Menurun Dibandingkan Tahun Sebelumnya
PT Timah Ajukan Skema Penjualan Satu Pintu, AETI Ingatkan Potensi Monopoli
PT Timah Akui Belum Peroleh Teknologi Pengolahan Logam Tanah Jarang, Tetap Komitmen Lanjutkan Riset dan Kolaborasi

Berita Terkait

Selasa, 2 Desember 2025 - 10:53 WIB

Bowling Dipastikan Tidak Masuk Daftar Cabor yang Direlokasi Akibat Banjir Songkhla

Selasa, 2 Desember 2025 - 10:40 WIB

Kegagalan Merger Pertegas Polarisasi: Dinamika PGA Tour vs LIV Golf Kian Kompleks

Senin, 24 November 2025 - 10:19 WIB

Adam Schenk Akhirnya Pecah Telur! Raih Kemenangan Perdana di PGA Tour Usai Drama Angin Kencang di Bermuda

Minggu, 13 Juli 2025 - 09:59 WIB

Warga Sipil Tewas Ditembak OTK di Puncak Jaya, Satgas Ops Damai Cartenz Selidiki Keterlibatan KKB

Sabtu, 12 Juli 2025 - 10:27 WIB

Delapan Pelaku Penyerangan Guru dan Nakes di Yahukimo Diamankan, Satgas Ops Damai Cartenz Lakukan Pendalaman

Kamis, 15 Mei 2025 - 21:55 WIB

Produksi Batubara Indonesia Tahun 2025 Diperkirakan Menurun Dibandingkan Tahun Sebelumnya

Kamis, 15 Mei 2025 - 21:50 WIB

PT Timah Ajukan Skema Penjualan Satu Pintu, AETI Ingatkan Potensi Monopoli

Kamis, 15 Mei 2025 - 21:45 WIB

PT Timah Akui Belum Peroleh Teknologi Pengolahan Logam Tanah Jarang, Tetap Komitmen Lanjutkan Riset dan Kolaborasi

Berita Terbaru