NewsRoom.id -Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan mendampingi Pemerintah Daerah Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, untuk mengambil alih sumber daya air untuk kebutuhan 800 Kepala Keluarga (KK) di Desa Rempung, Kecamatan Pringgasela.
Ketua Satuan Tugas Koordinasi dan Supervisi (Korsup) Wilayah V KPK Dian Patria mengatakan, KPK menyambut baik permintaan Bupati Lotim Muhammad Juaini Taofik menjadi mediator, setelah 6 tahun Pemda dan pihak ketiga menggugat. satu sama lain mengenai kepemilikan Sumber Air Ambung di Desa Rempung.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Menurut Dian, sesuai Pasal 7 UU 17/2019 tentang Sumber Daya Air, sumber daya air tidak boleh dimiliki oleh perseorangan, kelompok masyarakat, atau badan usaha. Maka Sumber Air Ambung sebaiknya dikelola oleh Pemerintah Daerah untuk menjamin hak masyarakat atas air bersih.
“Kami langsung meninjau lokasi sambil memfasilitasi mediasi antara pemerintah daerah dan pihak ketiga. Artinya, air itu sejak awal milik negara dan harus dikembalikan ke negara untuk masyarakat. Berbeda dengan tanah yang bisa diperjualbelikan. terjual,” kata Dian, dalam keterangannya kepada wartawan, Minggu (16/6).
KPK, kata Dian, terus melakukan pendampingan dalam proses penyelamatan aset kawasan Lotim, agar masyarakat bisa merasakan manfaatnya dan terhindar dari kekeringan.
Perselisihan ini mengakibatkan Sumber Air Ambung ditutup oleh pihak ketiga pada tahun 2022, karena tuntutan ganti rugi yang diklaim telah disepakati kedua belah pihak tidak dibayarkan.
Penutupan tersebut juga berdampak pada 800 keluarga yang akhirnya mengalami kekeringan. Terakhir, untuk memenuhi kebutuhan air bersih bersih, Pemda membangun sumur bor dengan biaya operasional Rp120 juta dan biaya listrik mencapai Rp30 juta per bulan, sejak ditutup.
NewsRoom.id