NewsRoom.id – Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar) kembali meletus yang terlihat sangat jelas dari berbagai wilayah di provinsi tersebut, termasuk Kota Bukittinggi, dengan semburan abu vulkanik hingga jarak dua kilometer.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Letusan Gunung Marapi terjadi pada pukul 13.04 WIB dengan tinggi kolom abu terpantau 2.000 meter di atas puncak atau 4.891 meter di atas permukaan laut, kata Petugas Gunung Api (PGA) Ahmad Rifandi, di Bukittinggi, Kamis (30/5/2021 ). 2024).
Gunung berapi dengan ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut saat ini berstatus Level III atau Waspada.
PGA mencatat, kolom abu teramati berwarna abu-abu dengan intensitas tebal condong ke arah barat laut. Letusan ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30,4 mm dan durasi sementara 2 menit 2 detik.
“Gunung Marapi berstatus Level III dengan anjuran kepada masyarakat untuk tidak memasuki atau melakukan aktivitas dalam radius 4,5 kilometer dari pusat letusan (kawah Verbeek),” ujarnya.
Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi, kata dia, diminta untuk selalu mewaspadai potensi ancaman lahar yang bisa terjadi, terutama saat musim hujan.
Suara dentuman letusan Gunung Marapi menyebabkan warga di wilayah Kabupaten Agam kehabisan tempat tinggal. Sebagian dari mereka masih trauma dengan rangkaian kejadian akibat letusan tersebut.
“Sejak akhir tahun 2023 terjadi letusan besar hingga saat ini, kami khawatir suara letusan Marapi terdengar jelas. Apalagi bencana banjir lahar dingin sebulan lalu,” kata warga Ampek Angkek Agam, Atma Yulia. (40).
Gunung Marapi pertama kali meletus pada Minggu 3 Desember 2023 yang saat itu menimbulkan korban jiwa bagi para pendaki gunung yang terjebak di gunung tersebut.
Dampak letusan terus terjadi pada awal Mei 2024 dengan banjir bandang lahar dingin dari sungai yang mengalir langsung ke Gunung Marapi.
NewsRoom.id