Ketika negosiasi restrukturisasi utang Ghana mendekati tahap akhir, para pemimpin negara tersebut menghadapi dilema baru.
Pemerintah perlu membuktikan kepada investor bahwa mereka dapat mempertahankan pengeluarannya dalam upaya merombak utangnya, menyusul a 2022 gagal membayar obligasi dan pinjaman internasional senilai $20 miliar. Namun partai yang berkuasa juga menghadapi pemilu pada bulan Desember ini, sehingga memberikan tekanan pada partai tersebut untuk meningkatkan pengeluaran untuk hal-hal yang menjadi perhatian pemilih. Hal ini menyebabkan beberapa investor khawatir bahwa pemilu ini akan membuat Ghana kembali berada di ambang defisit anggaran yang lebih besar, dan berpotensi menghambat kemajuan dalam restrukturisasi utang.
Jaringan NewsRoom.id
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
NewsRoom.id