NEWSROOM.ID, Jakarta – Invasi Rusia ke wilayah Ukraina pada Kamis (24/2) mempengaruhi sektor energi global termasuk batu bara. Komoditas batu bara mencetak rekor tertinggi tahun ini. Harga baru bara diperdagangkan hingga ke level US$270 per metrik ton.
Melansir bisnis.com, bursa ICE Newcastle mencatat penguatan harga komoditas batu bara terjadi untuk kontrak Maret dan April. Emas hitam diperdagangkan pada level US$270 per metrik ton untuk kontrak Maret. Harga ini naik drastis 32,85 basis poin atau 16,93 persen dari hari sebelumnya.
Kemudian untuk kontrak April, batu bara diperdagangkan pada level US$248 per metrik ton, naik 35,90 poin dibandingkan perdagangan sebelumnya yakni US$212,10 per metrik ton. Sementara itu, kontrak spot pada Februari naik tipis 1,55 poin menjadi US$239,25 per metrik ton.
Penguatan ini menempatkan harga batu bara mencapai rekor tertinggi sepanjang tahun ini. Sebelumnya, nilai tertinggi batu bara pada 2022 berada pada level US$245 per metrik ton. Sementara itu, rekor tertinggi sepanjang masa tercatat pada 5 Oktober 2021 mencapai US$272,5 per metrik ton.
Lembaga tersebut menilai bahwa masalah geopolitik Rusia dan Ukraina dapat mempengaruhi ekonomi global, terutama di sektor energi.
Dampak yang muncul akan bergantung kepada sektor-sektor yang terdampak secara langsung di kedua negara dan bagaimana negara-negara barat berkoordinasi atas kejadian terkini.
“Eskalasi situasi Rusia-Ukraina menimbulkan risiko terhadap stabilitas pasar energi dan meningkatkan prospek sanksi yang berpotensi lebih berat terhadap Rusia,” tertulis dalam laporan tersebut.
Presiden Rusia Vladimir Putin menggelar invasi ke wilayah Ukraina sejak kemarin. Kebijakan ini diambil kremlin tidak lama setelah negara itu mengakui kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk. Putin juga mengancam akan melakukan tindakan cepat dan tidak terduga bagi negara yang ikut campur. (*)